Jakarta -
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) membeberkan beberapa negara tujuan utama ekspor produk ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia. Negara-negara maju seperti Amerika Serikat hingga Jepang menjadi pasarnya.
Ekspor produk ekraf mengalami peningkatan hingga 4,46 persen pada semester 1 tahun ini jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun lalu.
"Yang ekspor itu targetnya sejumlah 27,53 miliar USD, dan berdasarkan data yang kami peroleh dari Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu, nilai pada semester tahun ini nilai ekspor kreatif diperoleh 12,36 miliar USD. Nilai ini menunjukkan adanya peningkatan 4,46 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama di tengah tahun lalu," kata Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya, pada The Weekly Press Briefing di Gedung Kemenparekraf, Jakarta, Senin (12/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, capaian di semester satu baru mampu mencapai 44,89 persen dari target tahun ini. Sementara itu, ia membeberkan lima negara terbesar yang menjadi pangsa ekspor produk ekraf Indonesia.
"Dari subsektor ini kemana tujuan ekspornya? Lima tujuan utama tujuan ekspor adalah Amerika Serikat, Swiss, Jepang, Hong Kong, dan India," ujar dia.
Ada empat produk ekraf yang menjadi unggulan dalam periode ini. Yakni sektor fesyen dengan perolehan 6.767,62 juta USD, sektor kriya dengan 4.755,79 juta USD, kuliner 829,66 juta USD, dan penerbitan 6,15 juta USD.
"Capaian ini sebetulnya secara total untuk ekspor ini sudah mencapai 44,8 persen. Dan nilai berdasarkan komoditas didominasi yang pertama adalah fesyen, kriya (misalnya furniture atau pernak pernik), baru kuliner, lalu penerbitan," kata dia.
Sementara itu, untuk nilai tambah ekonomi kreatif, Kemenparekraf telah mencapai 55,65 persen dari target tahun ini. Adapun pencapaiannya telah mencapai Rp 749,58 triliun di semester 1. Subsektor unggulan pada nilai tambah ekonomi kreatif pun juga masih didominasi oleh fesyen, kuliner, dan kriya.
Capaian itu adalah dua komponen dari sembilan target makro Parekraf di tahun 2023-2024.
(wkn/fem)