Analis: Likuiditas ketat dan isu perang dagang dorong pelemahan kripto

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
mendorong investor mengurangi eksposur pada aset berisiko seperti kripto dan saham teknologi, dan menambah eksposur di aset 'safe haven' seperti emas

Jakarta (ANTARA) - Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai pengetatan likuiditas di sistem keuangan Amerika Serikat (AS) serta kekhawatiran terhadap peningkatan ketegangan perang dagang AS-China menjadi faktor utama di balik melemahnya performa aset berisiko tinggi saat ini.

Harga Bitcoin (BTC) tercatat merosot tajam di bawah 108.000 dolar AS menjelang akhir pekan ini, memperpanjang tekanan jual di pasar kripto meski emas dan perak mencetak rekor harga tertinggi baru.

“Kombinasi dari neraca Fed yang stagnan, tingginya TGA, serta spread SOFR dan EFFR yang melebar menciptakan lingkungan finansial yang lebih ketat dan mendorong investor mengurangi eksposur pada aset berisiko seperti kripto dan saham teknologi, dan menambah eksposur di aset safe haven seperti emas,” kata Fahmi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Bitcoin sempat turun ke sekitar 107.900 dolar AS pada siang ini (17/10), atau turun lebih dari 2 persen dalam 24 jam terakhir. Aset kripto lain seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Solana (SOL) terkoreksi lebih dalam, dengan Solana turun lebih dari 4 persen.

Sementara itu, harga emas dan perak naik lebih dari 3 persen, mencerminkan meningkatnya permintaan terhadap aset lindung nilai di tengah ketidakpastian pasar.

Meskipun The Fed memangkas suku bunga pada September 2025, Fahmi menjelaskan bahwa sejumlah indikator menunjukkan likuiditas di pasar keuangan AS justru semakin ketat.

Data dari TradingView mencatat selisih antara Secured Overnight Financing Rate (SOFR) dan Effective Federal Funds Rate (EFFR) melonjak menjadi 0,19 poin dari sebelumnya 0,02 poin dalam sepekan ini, tertinggi sejak Desember 2024.

Kenaikan selisih ini menunjukkan biaya pendanaan antar bank meningkat, bahkan untuk pinjaman yang dijamin surat utang Pemerintah AS.

Tanda lain pengetatan likuiditas terlihat dari meningkatnya penggunaan Standing Repo Facility (SRF) milik The Fed. Pada Rabu (15/10), bank-bank komersial menarik dana sebesar 6,75 miliar dolar AS dari SRF, level tertinggi sejak akhir pandemi COVID-19.

SRF merupakan fasilitas darurat yang memungkinkan bank meminjam dana jangka sangat pendek (overnight) dengan jaminan obligasi pemerintah AS.

Lonjakan permintaan SRF biasanya mencerminkan ketegangan di pasar pendanaan antar bank, menurut data Federal Reserve Statistical Release H.4.1.

“Pemangkasan suku bunga oleh The Fed belum diikuti oleh perluasan neraca (balance sheet expansion). Data FRED menunjukkan total aset bank sentral (WALCL) per 16 Oktober 2025 tercatat 6,59 triliun dolar AS, masih jauh di bawah puncak pandemi sekitar 9 triliun dolar AS,” ujar Fahmi.

Saldo TGA di The Fed juga tetap tinggi di kisaran 800 miliar dolar AS, menunjukkan pemerintah AS masih menarik dana dari pasar melalui penerbitan obligasi, bukan menambah likuiditas bersih ke sistem perbankan.

Secara historis, kinerja Bitcoin berkorelasi dengan ketersediaan likuiditas global. Saat suku bunga turun tanpa ekspansi neraca The Fed, harga Bitcoin cenderung stagnan karena arus dolar ke aset berisiko belum mengalir, meski kondisi pasar secara keseluruhan masih positif.

Di tengah tekanan ini, The Fed berpotensi melonggarkan kebijakan jika tekanan pendanaan meningkat. Jika hal itu terjadi, ujar Fahmi, Bitcoin berpeluang rebound ke kisaran 120.000-130.000 dolar AS pada sisa tahun ini, tergantung data inflasi dan kondisi sistem keuangan.

Selain itu, Fahmi juga mencatat optimisme di pasar kripto masih cukup kuat, dengan tren akumulasi yang terlihat pada BTC dan ETH, seiring berkembangnya narasi Digital Asset Treasuries (DATs).

Baca juga: Pelaku: Harga terkoreksi bukan pertanda fundamental Bitcoin melemah

Baca juga: Harga Bitcoin tembus Rp2 miliar, pelaku sebut pasar kripto bergairah

Baca juga: Analis menilai lonjakan Bitcoin dipicu dana masuk besar ke ETF spot AS

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article