Jakarta (ANTARA) - Analis memproyeksikan prospek kinerja PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (kode emiten: BBTN) menjadi semakin baik dan memasuki fase pertumbuhan yang lebih sehat usai melakukan spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) BTN Syariah.
Dua analis Binaartha Sekuritas, Avanza Bagus Aditya dan Achmadi Hangradhika, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu, mengungkapkan bahwa kinerja BTN menunjukkan tren pemulihan yang solid dengan mencatatkan lonjakan signifikan pada Net Interest Income (NII) atau pendapatan bunga bersih.
“Kenaikan Net Interest Income yang mencapai 44,49 persen yoy (year-on-year) menjadi Rp12,61 triliun dinilai sebagai katalis penting bagi perbaikan profitabilitas BTN. Ditambah langkah spin-off BTN Syariah, kami melihat BTN masuk fase pertumbuhan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” ujar mereka.
Kedua analis tersebut menyatakan, kinerja positif BTN juga tercermin dari pertumbuhan laba bersih sebesar 10,58 persen yoy hingga September 2025, yang mencapai Rp2,30 triliun.
Baca juga: BTN salurkan kredit program perumahan Rp1,3 triliun dalam satu bulan
Selain itu, peningkatan pendapatan bunga dan efisiensi pendanaan mendorong Net Interest Margin (NIM) salah satu bank dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) tersebut naik menjadi 3,9 persen pada kuartal III 2025.
Dengan rebound margin, pertumbuhan kredit yang tetap kuat, serta outlook penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan non-subsidi yang semakin positif, Binaartha Sekuritas pun merekomendasikan pembelian (buy) saham BBTN dengan target harga Rp1.345 yang mencerminkan potensi kenaikan 13,5 persen.
Senada, Analis Mandiri Sekuritas Kresna Hutabarat juga menilai bahwa BTN memiliki kinerja yang impresif dengan NIM yang melonjak 100 basis poin (bps) pada kuartal III 2025, dari 2,9 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Ia menyatakan, kenaikan tersebut ditopang peningkatan yield aset dan perbaikan cost of fund (biaya dana) ke level 4,2 persen.
Baca juga: BTN: Kredit tumbuh 8,02 persen capai Rp385,59 triliun per Oktober 2025
Pihaknya pun merekomendasikan buy saham BBTN dengan target harga Rp1.380, atau dengan potensi kenaikan 16 persen dari harga pasar.
Pada tahun mendatang, ia memprediksi dukungan program pemerintah di bidang perumahan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja perseroan.
"Komitmen kuat pemerintah di sektor perumahan yang tercermin dari 350 ribu kuota FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan program KPP (Kredit Program Perumahan) akan menjadi mesin yang mendongkrak pertumbuhan kredit BTN pada 2026 dibandingkan 2025," kata Kresna Hutabarat.
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.





















:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5383272/original/088478300_1760668597-Joy_Wahjudi__CEO_Erajaya_Digital_di_peluncuran_iPhone_17_Series_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5099595/original/076851300_1737187075-1737186206385_mimpi-masuk-rumah-sakit-menurut-islam.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5054220/original/051861500_1734398208-olla_2.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379682/original/010744100_1760354808-AXIS_Nation_Cup_2025_2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2974420/original/001300500_1574390017-0E6A0619-01.jpeg)



