
BAIM Wong menegaskan film horor terbarunya, Sukma, bukanlah proyek instan. Film yang dijadwalkan rilis 11 September 2025 itu melewati proses panjang, mulai dari penulisan skenario hingga pascaproduksi.
“Skenarionya ditulis lebih dari setahun. Saya mengedit film ini tiga bulan, CGI enam bulan, musik dua bulan, dan mixing dua bulan. Semua detail kami poles serius agar hasilnya maksimal,” ujar Baim dalam konferensi pers, Senin (8/9).
Horor dengan Lapisan Filosofis
Sukma berkisah tentang Arini (Luna Maya) yang pindah ke kota kecil bersama keluarganya. Di rumah barunya, ia menemukan cermin misterius yang memicu teror gaib, sekaligus menghadirkan sosok Ibu Sri (Christine Hakim) dengan rahasia besar.
Simbol cermin menjadi metafora tentang garis tipis antara keabadian dan ketidaksempurnaan. Selain Luna Maya dan Christine Hakim, film ini juga dibintangi Fedi Nuril, Oka Antara, Kimberly Ryder, dan Asri Welas.
“Begitu baca naskahnya, saya langsung tertarik. Karakternya menantang, dramanya kuat, bukan sekadar penampakan atau jump scare. Ada nilai filosofis yang dalam,” kata Fedi.
Refleksi tentang Usia dan Kecantikan
Luna Maya mengaku tertarik karena film ini mengangkat isu yang jarang disentuh film horor: kecantikan dan penerimaan diri.
“Meski genre-nya horor, Sukma berbeda. Film ini mengingatkan kita untuk embrace aging gracefully, karena tidak ada yang abadi,” ujarnya.
Harapan untuk Penonton
Para pemain sepakat Sukma berbeda dari horor kebanyakan karena menggabungkan ketegangan, drama, dan filosofi.
“Saya ingin Sukma bukan hanya menakuti lewat jump scare, tapi memberi pengalaman sinema utuh—dengan cerita, visual, dan musik yang kuat,” tutup Baim. (Z-10)