Jakarta -
Bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya yang memiliki kinerja rendah. Disebut-sebut langkah ini akan berdampak terhadap lebih dari 1.300 pekerja perusahaan itu.
Ini merupakan kali kedua bagi perbankan untuk melakukan PHK karena masalah kinerja karyawan sejak 2022 lalu. Sebab sebelumnya Goldman Sachs sempat menghentikan proses evaluasi kinerja karyawan selama dua tahun pada 2020-2022 karena pandemi Covid-19.
Informasi terkait rencana pemangkasan ini juga sudah dikonfirmasi oleh Reuter dari seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut. Namun tidak diketahui secara pasti jumlah karyawan yang terdampak dari langkah ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber yang tidak ingin diketahui namanya itu hanya menyebut pemangkasan karyawan karena hasil penilaian kinerja ini merupakan hal yang wajar dan sering dilakukan perusahaan. Selain itu ia menyebut tidak ada kriteria khusus yang digunakan untuk memangkas lebih banyak pekerja.
Selama bertahun-tahun jumlah karyawan yang ter-PHK karena masalah kinerja ini disesuaikan berdasarkan kondisi pasar dan prospek keuangannya perusahaan. Artinya semakin buruk kondisi yang dihadapi Goldman Sachs, semakin banyak juga karyawan yang harus meninggalkan posisinya.
Bahkan pada 2023 lalu saja, langkah pemangkasan itu dilaporkan mengakibatkan 1% hingga 5% karyawan Goldman kehilangan pekerjaan. Dalam hal ini ratusahan karyawan itu di-PHK melalui beberapa gelombang karena jumlah kesepakatan yang terus menurun dan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang membebani prospek keuangan perbankan di tahun itu.
"Operasional bank sejak itu membaik dengan Goldman melaporkan laba pada kuartal kedua (2024) yang meningkat lebih dari dua kali lipat pada Juli kemarin karena penjaminan utang yang kuat dan perdagangan pendapatan tetap," tulis Reuters dalam laporannya, dikutip Sabtu (31/8/2024).
"Ketahanan ekonomi AS membuat para eksekutif perusahaan semakin optimis dalam mengejar kesepakatan, penjualan utang, dan penawaran saham. Namun, meski terjadi pemulihan di seluruh industri, aktivitas pembuatan kesepakatan tetap berada di bawah rata-rata secara historis," jelas laporan itu lagi.
Meski hingga kini Reuters belum bisa memastikan berapa jumlah karyawan yang terdampak dari langkah PHK massal ini, dalam laporan Wall Street Journal mengatakan pemangkasan yang sudah berlangsung di Goldman Sachs ini akan berlanjut hingga musim gugur dan dapat berdampak pada lebih dari 1.300 karyawan, atau 3% hingga 4% dari tenaga kerjanya.
(eds/eds)