Jakarta -
Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna, kapal penampung produksi minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) mengakhiri masa baktinya per hari ini, Rabu (14/8). Kapal tersebut telah berkontribusi lebih dari 50 tahun terhadap kebutuhan minyak dan gas Tanah Air.
General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama mengatakan peran FSO Arco Ardjuna akan digantikan oleh FSO Ardjuna Prima yang mulai beroperasi September 2024. Dalam masa transisi, sementara diambil alih oleh Temporary Storage Tanker (TST) MT Seaborne Petro.
"Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang diberikan oleh seluruh kru yang telah menjaga dan mengoperasikan FSO Arco Ardjuna dengan baik selama lebih dari lima dekade," kata Muzwir dalam keterangan tertulis, Rabu (14/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
FSO Arco Ardjuna mulai menampung produksi minyak di Blok ONWJ pada 4 Juni 1972 dan telah menyalurkan minyak mentah sekitar 1,28 miliar barel. Dikenal sebagai FSO terlama yang beroperasi di dunia, tercatat 4.350 kali lifting dilakukan dari fasilitas ini.
Sebelum meninggalkan lapangan lepas pantai di Laut Jawa, FSO Arco Ardjuna dijadwalkan melakukan lifting minyak mentah terakhir ke kapal tanker MT Success Dalia XLVIII milik Pertamina International Shipping. Sebanyak 200 ribu barel minyak mentah produksi PHE ONWJ ini akan diangkut menuju kilang Plaju di Palembang.
Selepas menyelesaikan tugas terakhir, FSO Arco Ardjuna akan dibawa ke Bintan, Kepulauan Riau. Di sana, kapal buatan PT Mitsubishi Heavy Industri Jepang itu akan dibersihkan tangki penyimpanannya.
Dengan panjang 142,6 meter dan lebar 48,2 meter, FSO Arco Ardjuna berbobot 153.202 ton. Berjarak sekitar 95 km dari Jakarta, kapal penampung minyak mentah ini memiliki kapasitas penyimpanan terpasang sebesar 1 juta barel.
"FSO Arco Ardjuna telah menjadi bagian penting dalam sejarah operasional PHE ONWJ. Kapal ini tidak hanya menjadi saksi perkembangan industri minyak dan gas di Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan energi nasional," ucap Muzwir.
(aid/rrd)