Bolehkah Mengonsumsi Makanan Setelah Tanggal Kedaluwarsa? Perhatikan Fakta Berikut

Liputan6.com, Jakarta Tanggal kedaluwarsa pada makanan kerap kali terabaikan, padahal jika dibiarkan dan tetap dikonsumsi akan berdampak buruk secara langsung terhadap tubuh melalui gejala-gejala kesehatan fatal. Meski begitu, tak sedikit juga orang yang tetap mengkonsumsi makanan, meski telah lewat batas tanggal aman dari produk makanan tersebut. Lantas bagaimana faktanya?

Sebenarnya, tidak semua tanggal kedaluwarsa menunjukkan bahwa makanan sudah tidak aman dikonsumsi. Ada perbedaan signifikan antara label seperti "expired", “best before” dan “use by”, yang masih sering disalahartikan masyarakat. Lantas bagaimana fakta sebenarnya tentang makanan kedaluwarsa yang harus dipahami oleh masyarakat sebagai konsumen?

Simak informasi kesehatan berikut, dirangkum Liputan6 agar Anda lebih waspada dan menaruh perhatikan terhadap jenis makanan yang akan dikonsumsi.

Makanan kedaluwarsa adalah makanan yang masa konsumsi idealnya telah berakhir. Berdasarkan keterangan di laman Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), produk yang telah masuk masa kedaluwarsa biasanya sudah melewati tanggal yang telah ditetapkan produsen, sebelum makanan tersebut membusuk, tidak bergizi, ataupun tidak aman untuk dikonsumsi.

Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen di Indonesia dan Peraturan Menteri Kesehatan No. 180/MEN.KES/PER/IV/1985, produk makanan yang telah lewat masa kedaluwarsa tidak boleh diedarkan apalagi dikonsumsi, karena dianggap bisa membahayakan kesehatan.

Namun, tidak semua produk langsung berbahaya begitu melewati tanggal ini. Produk seperti madu, tepung, atau makanan kering yang rendah kadar air bisa saja tetap aman bila disimpan dengan benar. Masyarakat perlu jeli membedakan mana makanan yang masih aman dikonsumsi dan mana yang sudah mengalami kerusakan kimia, fisik, atau biologis.

Dalam studi yang diterbitkan di laman radenfatah.ac.id, karakteristik makanan yang sudah melewati masa kedaluwarsa dapat diamati secara jelas melalui perubahan warna, tekstur, bau, rasa, dan keberadaan mikroorganisme. Misalnya:

• Karbohidrat: berubah warna, berlendir, berjamur, bau asam.
• Protein: menggumpal, berair, busuk, seperti pada susu atau daging.
• Lemak: berbau tengik, warna kekuningan.
• Gula dan jus: terasa asam dan menghasilkan gas.
• Sayur dan buah: menjadi lembek, berair, dan berbau.

Kondisi tersebut bisa membahayakan, terutama jika telah terkontaminasi jamur seperti Clostridium botulinum pada makanan kaleng, yang dapat menghasilkan racun saraf mematikan jika dikonsumsi.

Salah satu kesalahan umum masyarakat adalah menyamakan label “expired”, “best before” dengan “use by”. Padahal, maknanya berbeda. Berikut perbedaan mendasar, dikutip dari laman Hello Sehat:

• Expired: artinya produk tidak bisa dikonsumsi lagi setelah melewati tanggal ini dan harus langsung dibuang.
• Best before: makanan masih bisa dikonsumsi setelah tanggal tersebut karena kualitasnya (menyangkut kesegaran, rasa, dan tekstur) berada sangat baik sebelum tanggal tersebut.
• Use by: menandakan batas aman konsumsi, terutama untuk makanan mudah rusak seperti susu, daging, atau ikan. Setelah tanggal itu kualitasnya menurun.

Makanan dengan label “best before” masih bisa dikonsumsi setelah tanggal tersebut asalkan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Namun makanan dengan label “use by” sebaiknya dibuang jika telah melewati tanggalnya, karena risiko mikrobiologis meningkat tajam. Serupa, “expired” pun tanggal batas aman dan jika sudah melewati batas, harus dibuang.

Dikutip dari studi berjudul "Faktor-Faktor Penyebab dan Karakteristik Makanan Kedaluwarsa yang Berdampak Buruk Pada Kesehatan" oleh Liss Dyah Dewi Arini dari APIKES Citra Medika Surakarta, mengonsumsi makanan yang sudah basi bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari ringan hingga serius:

• Sakit perut & mual akibat jamur atau bakteri pembusuk.
• Diare & sembelit karena perubahan zat gizi dan fermentasi liar.
• Keracunan makanan, yang bisa berujung kejang hingga kematian, terutama pada bayi, lansia, dan ibu hamil.
• Gangguan pertumbuhan janin akibat zat racun dari makanan basi.

Gejala bisa muncul dalam waktu singkat atau bertahap selama berhari-hari. Oleh karena itu, sebaiknya hindari mengonsumsi makanan yang sudah menunjukkan gejala kerusakan meskipun belum lewat tanggal kedaluwarsa.

Sebagai bentuk antisipasi, Anda bisa melakukan sejumlah langkah berikut untuk mencegah tercemar makanan yang telah kedaluwarsa. Berikut langkah-langkahnya:

1. Periksa Tanggal Kedaluwarsa Sebelum Membeli

• Sebelum memasukkan produk makanan ke keranjang belanja, selalu luangkan waktu untuk memeriksa tanggal kedaluwarsa yang tertera di kemasan. Pilihlah produk dengan tanggal kedaluwarsa yang masih lama agar memiliki waktu simpan yang cukup. Kebiasaan ini akan membantu mengurangi risiko membeli makanan yang sudah mendekati batas konsumsi.

2. Simpan Makanan Sesuai Petunjuk

• Setiap produk makanan biasanya memiliki instruksi penyimpanan yang jelas, misalnya harus disimpan di tempat sejuk, kering, atau di dalam kulkas. Mengikuti petunjuk ini akan membantu menjaga kualitas makanan dan mencegahnya rusak lebih cepat sebelum mencapai tanggal kedaluwarsa.

3. Terapkan Sistem FIFO di Dapur

• Prinsip First In, First Out (FIFO) berarti produk yang lebih dulu dibeli harus digunakan terlebih dahulu sebelum produk yang baru. Cara ini membantu mencegah penumpukan makanan lama di belakang lemari atau kulkas yang berpotensi kedaluwarsa sebelum sempat dikonsumsi.

4. Rutin Cek Persediaan Makanan

• Lakukan pemeriksaan berkala pada isi kulkas dan rak dapur. Dengan cara ini, Anda bisa mengetahui makanan mana yang mendekati tanggal kedaluwarsa dan segera menggunakannya untuk mengurangi limbah makanan.

5. Belanja Sesuai Kebutuhan

• Membeli makanan secukupnya sesuai kebutuhan akan mengurangi risiko penumpukan bahan makanan di rumah yang akhirnya tak terpakai hingga kedaluwarsa. Membuat daftar belanja sebelum pergi ke pasar atau supermarket bisa membantu mengontrol pembelian.

6. Perhatikan Kondisi Kemasan

• Hindari membeli produk makanan dengan kemasan rusak, penyok, atau bocor, karena bisa memengaruhi kualitas dan keamanan makanan di dalamnya. Makanan dengan kemasan yang sudah rusak lebih rentan terhadap kontaminasi dan kerusakan sebelum tanggal kedaluwarsa.