Jakarta -
Para calon Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Calon Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Putri (KOPRI) PMII buka suara terkait peristiwa yang terjadi di Kongres PMII ke-21 di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Mereka menuntut 5 hal.
Salah satu kandidat Ketua Umum PB PMII, Rohim, mengungkap tuntutan dan pernyataan sikap para kandidat ketum PB PMII ini adalah bentuk penyelamatan organisasi.
"Dalam pertemuan yang digelar menghasilkan bersama para kandidat, ada 5 keputusan yang menjadi pernyataan sikap bersama" ujar Rohim dalam keterangannya, Kamis (15/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para calon Ketum PB PMII mendesak PB PMII menyelesaikan SK yang masih menjadi masalah dan berlarut-larut. Mereka juga mendesak Organization Committee (OC) untuk melakukan registrasi ulang, karena masih terdapat banyak cabang yang belum teregistrasi secara sah.
Selain itu, para calon Ketum PB PMII juga menolak dan menyatakan tidak sah forum pleno 1 dan 2 yang dijalankan oleh Ketua Umum PB PMII. Dalam pernyataan sikapnya, para kandidat Ketum PB PMII melarang ketum PB PMII saat ini untuk keluar dari wilayah Palembang.
Ketum PB PMII saat ini dinilai harus bertanggungjawab atas kekisruhan yang telah terjadi. Ketum PB PMII yang menjabat saat ini, kata Rohim, perlu mengungkap transparansi anggaran secara terang benderang.
Selain itu mereka juga mendesak Steering Committee (SC) untuk melakukan konsolidasi organisasi bersama OC-Para Kandidat-Ketua Umum PB PMII.
Diberitakan sebelumnya, kericuhan terjadi saat Kongres PMII ke-21 di Palembang. Satu orang alumni mahasiswa diduga provokator akhirnya diamankan polisi.
Sekelompok mahasiswa peserta kongres tersebut berupaya menerobos pintu masuk yang dijaga ketat pihak keamanan di GOR Dempo, Jakabaring Sport City (JSC), Rabu (14/6/2024) sejak sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, terjadi aksi saling dorong antara peserta dan pihak keamanan.
Sempat tenang, terlihat massa aksi kembali berusaha masuk paksa hingga gerbang utama akses masuk peserta hampir roboh. Pihak keamanan dari panitia maupun kepolisian bergerak cepat memperketat penjagaan dan berhasil mengamankan satu alumni mahasiswa diduga provokator aksi tersebut.
Alumni yang belum diketahui identitasnya tersebut merupakan peserta kongres dari Makassar, Sulawesi Selatan. Ia dan rombongan memaksa masuk untuk membantu jalannya kongres hanya saja terkendala tanda peserta yang diklaim belum turun sejak hari pertama kedatangannya (9/8/2024).
Menurutnya, peserta penuh yang berada di dalam GOR Dempo tidak memahami aturan-aturan yang berlaku dalam Kongres PMII.
Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono angkat bicara. Ia kemudian dengan tegas melarang provokasi kerusuhan di wilayah hukumnya tersebut.
"Harap tidak membuat kerusuhan di Kota Palembang. Jika tidak bisa kooperatif, Anda (alumni tersebut) kami kembalikan ke Makassar," tegasnya.
(isa/isa)