
KOTA Chernihiv di Ukraina utara mengalami pemadaman listrik total setelah serangan besar-besaran yang dilancarkan Rusia dengan rudal dan drone pada Rabu malam waktu setempat. Serangan itu menyebabkan ratusan ribu warga terdampak, empat orang tewas, dan 10 lainnya luka-luka, termasuk seorang anak perempuan berusia 10 tahun.
Serangan juga menghantam kawasan pemukiman di kota Novhorod-Siverskyi, wilayah Chernihiv. Pemerintah setempat menyebut serangan itu sebagai bagian dari pola baru Rusia yang menargetkan infrastruktur sipil seperti pembangkit listrik, jaringan kereta api, rumah, dan bisnis.
“Saya mendengar langsung suara drone di atas kepala,” kata Oleksandr Babich, 55, warga Chernihiv. “Sayangnya, wilayah kami sangat dekat dengan tetangga yang penuh tipu muslihat itu,” tambahnya.
Wilayah Chernihiv berbatasan langsung dengan Rusia dan Belarus, membuat sistem pertahanan udara setempat memiliki waktu reaksi yang sangat singkat terhadap setiap serangan udara.
Drone Shahed
Menurut Andriy Podorvan, Wakil Kepala Administrasi Militer Wilayah Chernihiv, lebih dari 100 drone Shahed buatan Iran dan enam rudal balistik digunakan dalam serangan tersebut. Setiap drone membawa hulu ledak seberat sekitar 50 kilogram dan secara langsung menghantam fasilitas pembangkit listrik, membuat seluruh kota terputus dari pasokan daya.
“Selama sekitar setengah tahun terakhir, kami mengalami serangan terarah terhadap infrastruktur energi di wilayah kami,” kata Podorvan kepada BBC. “Jumlahnya meningkat drastis dalam dua bulan terakhir.”
Podorvan menegaskan sasaran Rusia tidak memiliki nilai militer. “Saya hanya melihat serangan terhadap infrastruktur sipil. Mereka bahkan menargetkan pom bensin,” ujarnya.
Pemadaman listrik juga mengakibatkan gangguan pada pompa air, memaksa warga untuk mengandalkan pasokan air darurat atau menimbun air kemasan. Para teknisi listrik baru dapat mulai memperbaiki jaringan setelah situasi dianggap aman.
Serangan berulang terhadap infrastruktur energi menimbulkan kekhawatiran akan melemahnya ketahanan energi Ukraina menjelang musim dingin yang keras. Stok peralatan pengganti terbatas, sementara satu unit transformator bisa membutuhkan waktu lebih dari setahun untuk diproduksi dan dipasang.
Trump-Zelensky
Di tengah tantangan itu, Presiden Volodymyr Zelensky baru-baru ini bertemu Presiden AS Donald Trump di Washington. Meski gagal mendapatkan rudal jarak jauh Tomahawk, pertemuannya dengan pimpinan perusahaan energi AS dilaporkan berhasil menjajaki dukungan untuk memperkuat dan memodernisasi sektor energi Ukraina. Kerusakan pada infrastruktur energi Ukraina sejauh ini diperkirakan telah menelan biaya lebih dari US$16 miliar.
Meski dilanda kegelapan, semangat warga tetap tinggi. Podorvan menyebut bahwa upaya Rusia justru memperkuat persatuan rakyat Ukraina. “Orang-orang tahu siapa musuhnya dan siapa yang bersalah. Ini justru mempererat persatuan kami,” katanya.
Babich menambahkan, “Walau ada banyak kesulitan, sebagian besar warga sudah siap. Kota pahlawan Chernihiv tidak menyerah dan tidak akan menyerah. Semangat kami tetap tinggi.” (BBC/Z-2)