Liputan6.com, Jakarta Suara pertemuan raket dengan shuttlecock menggema di berbagai penjuru GOR Djarum, Jati, Kudus. Hari itu, Senin (8/9/2025).
Gedung olahraga yang terletak di tengah Pulau Jawa ini sedang dipadati ribuan bocah yang hendak ambil bagian dalam Audisi Umum PB Djarum 2025.
PB Djarum, sebagai salah satu klub bulu tangkis beken tanah air, memang rutin menggelar seleksi tahunan untuk menjaring talenta muda berbakat guna mereka bina.
Tahun ini, Audisi Umum PB Djarum berhasil menggaet 1.729 peserta yang ambil bagian mengikuti screening sebagai tahap awal audisi.
Holiness Nicely Pinontoan salah satu yang berpartisipasi. Atlet kelahiran Jayapura itu rela menyeberang selama enam jam lebih dengan jarak tempuh 4.822 kilometer demi bisa tiba di Kudus.
Holi—sapaan akrabnya—datang dengan didampingi sang ibu bersama satu rekan seklub dan asisten pelatihnya. Bocah berusia 10 tahun itu bersaing di kategori U-11 dan baru kebagian melakoni fase screening sekitar pukul 5 sore WIB.
Holiness memulai pertandingan, yang cuma terdiri atas satu gim dan skor maksimal 21 tanpa deuce, dengan langkah mantap. Penguasaan lapangannya ciamik, sehingga mampu menciptakan keunggulan 6-4.
Sesekali, Holi melakukan selebrasi singkat ala atlet profesional papan atas dengan mengitari area kecil lapangan sambil mengepalkan tangan di dekat pinggang.
Dahinya diwarnai titik-titik keringat, tetapi tanpa kerutan. Dia seolah bermain dengan tidak khawatir meski pesaingnya sempat berupaya mengejar. Dalam waktu relatif singkat, Holi akhirnya berhasil membungkus kemenangan 21-15. Ini memastikan dia berhak lolos dari fase screening.
Muhammad Maslakil Akmal merupakan peserta terjauh yang mengikuti Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017.
Mimpi yang Tumbuh Sejak Usia 7 Tahun
Hasil tersebut menjadi hadiah manis buat Holi yang sudah tiba di Kudus sejak Jumat (5/9/2025). Perjalanan panjang yang dia tempuh merupakan langkah awal bagi talenta Bumi Cendrawasih dalam mewujudkan cita-cita yang telah dia susun sejak tiga tahun silam.
Meski masih sangat muda, Holi sudah mantap memilih karier menjadi pebulu tangkis dari ketika berusia 7 tahun. Dia jatuh cinta pada tepok bulu setelah diperkenalkan oleh sang ibu, dan langsung bergabung dengan klub lokal di Jayapura sejak saat itu.
"Awal mula (Holi terjun ke badminton) karena saya juga main bulu tangkis, tetapi saya main otodidak. Lalu teman saya kebetulan adalah Coach yang melatih anak-anak. Dari situ, Holi masuk klub di Jayapura," ujar Isye, ibunda Holi ketika ditemui awak media selepas screening Audisi Umum PB Djarum di GOR Djarum, Jati, Kudus, Senin (8/9/2025).
Juara di Papua, Cari Tantangan di Pulau Jawa
Ibu Holi mengaku, dia sebenarnya tidak pernah mendorong keras Holi untuk menekuni badminton. Ketertarikan itu muncul secara natural. Bahkan, ide mengikuti Audisi Umum PB Djarum juga tercetus dari sang putra sendiri.
Dari lima bersaudara selain Holi, Isye punya satu anak lagi yang sempat terjun ke dunia badminton. Namun, cuma minat Holi yang konsisten bertahan sampai sekarang.
Sang ibu merasa punya tanggung jawab mendukung mimpi putranya. Apalagi sang anak sudah membuktikan diri dengan bersinar di tanah Papua.
Dalam sejumlah pertandingan resmi yang dia ikuti beberapa waktu terakhir, Holi langganan juara. Hal ini membuat Isye bertekad membuka ruang lebih luas lagi dengan membawa Holi terbang keluar pulau agar bisa meningkatkan performa.
"(Holi) memang ketika ditanya mau jadi apa, dia bilang ingin jadi atlet badminton, makanya kita juga dukung. Kalau di Papua, dia beberapa kali terakhir (ikut) pertandingan se-Tanah Papua, juara. Jadi kita coba lebih (naik level)," imbuhnya.
Berani Jauh dari Rumah
Kata-kata Isye terbukti. Bukan cuma dari penampilan solid atau ekspresi Holi yang memancarkan ketenangan saat screening, komitmen bocah 10 tahun menyeriusi badminton juga tercermin dari ambisinya lolos audisi PB Djarum.
Holi berniat mengejar Super Tiket agar lolos tahap karantina. Bocah penggemar atlet juara All England 2024, Jonatan Christie, itu bahkan mengaku sudah siap jika harus timggal jauh dari rumah.
"Saya mau masuk Djarum. Tidak apa-apa jauh dari rumah," ujarnya kepada awak media, termasuk Liputan6.com.
Pengorbanan Tak Sedikit
Mengizinkan Holiness ikut dalam Audisi Umum PB Djarum bukanlah hal mudah. Isye mengaku dia dan sang suami berkorban finansial memberangkatkan sang putra dari Jayapura menuju Kudus.
Meski enggan menyebut nominal spesifiknya, ongkos untuk mewujudkan ini tentu tidak murah. Apalagi, sudah bukan rahasia bahwa tiket pesawat dari area Timur Indonesia harganya jauh dari kata terjangkau.
"Kalau mau bilang pengorbanan materi, ya kita tahu bersama (biayanya besar), apalagi dari Papua. Orang bilang tiket (pesawat) saja seperti ke luar negeri," kata Isye.