Jakarta -
Dewan Swansea, pemilik Bandara Swansea memutuskan untuk menghentikan sewa operator karena berbagai masalah. Bandara Swansea sendiri dibangun selama Perang Dunia ke-2 sebagai lapangan terbang terutama untuk keperluan militer.
Bandara tersebut dibangun pada tahun 1941 oleh Royal Air Force dan digunakan sebagai pangkalan perang. Pada awal Agustus lalu, operator setuju melepaskan sewa tersebut. Meski tindakan hukum dapat dihindari, ketidakpastian menyelimuti masa depan para staf.
Dewan Swansea mengatakan pendahulunya diberikan bandara dan tanahnya pada tahun 1938 dan lapangan terbang tersebut dijalankan oleh otoritas tersebut hingga sekitar 35 tahun yang lalu, kecuali selama Perang Dunia ke-2. Dewan mengatakan mereka tidak memiliki keahlian internal untuk menjalankan fasilitas tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menjalankan bandara adalah kegiatan khusus, yang bukan merupakan bisnis inti dewan," kata juru bicara dewan, dikutip dari Express.co.uk, Minggu (1/9/2024).
Ada upaya selama bertahun-tahun untuk menjalankan layanan penumpang komersial dari Bandara Swansea. Terakhir, dilakukan oleh Air Wales yang terbang ke London City, Dublin, Jersey, dan Amsterdam namun permintaan tidak cukup kuat.
Operator saat ini Swansea Airport Ltd di mana direkturnya Roy Thomas memiliki dan mensubsidi Air Wales, mengumumkan rencana pada Januari 2023 untuk memulai layanan penumpang ke Exeter. Namun, rencana tersebut tidak membuahkan hasil.
Bandara ini, beserta dua landasan pacunya, saat ini menjadi tuan rumah dua sekolah penerbangan, bisnis terjun payung, dan sekitar 20 pilot, selain pengunjung yang terbang dari lokasi lain.
Swansea Airport Stakeholders Alliance atau yang bakal menjadi operator selanjutnya telah menyatakan komitmennya untuk mendukung pengguna yang ada dan menjalankan bandara dengan aman tujuh hari seminggu. Aliansi ini juga berencana untuk menjalin hubungan dengan calon investor dan menciptakan peluang bagi masyarakat.
(acd/das)