
INDUSTRI asuransi jiwa Indonesia tengah menghadapi titik balik penting. Perubahan perilaku konsumen, tekanan regulasi, serta ekspektasi terhadap layanan yang cepat dan transparan membuat transformasi digital tidak lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan mendesak. Dalam konteks ini, digitalisasi proses underwriting dan klaim menempati posisi sentral sebagai fondasi keberlanjutan bisnis asuransi.
Perkumpulan Underwriter Jiwa Indonesia (PERUJI) menegaskan pentingnya digitalisasi melalui forum Indonesia Underwriting Summit (IUS) 2025 yang digelar Agustus lalu di Semarang. Dengan tema Digital Power, Customer First - Synergizing Digital Innovation and Customer-Centricity for Underwriting and Claims Transformation, forum ini menyoroti bagaimana sistem manual perlahan ditinggalkan dan beralih ke platform digital yang memadukan otomasi dengan kecerdasan buatan.
Di tengah dinamika tersebut, Syntech, unit bisnis RDS Group yang berfokus pada solusi teknologi untuk sektor kesehatan dan asuransi, mempertegas perannya sebagai mitra strategis. Bagi Syntech, transformasi bukan sekadar mengejar kecepatan, tetapi juga memastikan akurasi dan pengalaman pelanggan. Melalui inovasi berbasis Artificial Intelligence (AI), Syntech menghadirkan sistem underwriting dan klaim yang responsif, proaktif, serta adaptif terhadap kebutuhan pasar lokal.
“Artificial Intelligence tidak lagi sekadar alat pendukung, tetapi pengubah permainan. Dengan memadukan inovasi digital dan pendekatan customer centricity, Syntech berkomitmen menghadirkan layanan underwriting dan klaim yang lebih cepat, akurat, transparan, sekaligus meningkatkan pengalaman pelanggan,” ujar Managing Director Syntech, Terence Martin, Senin (8/9).
Martin menambahkan, perjalanan transformasi digital di industri asuransi tidak selalu mulus. Hambatan berupa keterbatasan infrastruktur hingga resistensi internal masih sering dijumpai.
Lebih jauh, digitalisasi underwriting dan klaim diyakini menjadi fondasi bagi pengembangan produk asuransi yang lebih inklusif. Teknologi memungkinkan perusahaan menjangkau segmen masyarakat yang sebelumnya sulit dilayani, misalnya pekerja sektor informal atau wilayah dengan akses terbatas. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah dalam memperluas inklusi keuangan di Indonesia.
Partisipasi Syntech di IUS 2025 menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisinya sebagai mitra teknologi. Melalui forum ini, Syntech tidak hanya memperkenalkan inovasi, tetapi juga membuka peluang kolaborasi dengan perusahaan asuransi, regulator, dan penyedia layanan kesehatan dalam membangun ekosistem yang modern, efisien, dan berkelanjutan.
Dengan pengalaman panjang dalam mendukung transformasi digital di sektor kesehatan dan asuransi, Syntech terus menghadirkan solusi teknologi inovatif yang adaptif terhadap perkembangan industri dan berorientasi pada pelanggan. (E-4)