Jakarta -
Belakangan 'susu ikan' menjadi sorotan setelah diusulkan menjadi alternatif susu sapi dalam program makan bergizi gratis di pemerintahan mendatang. Namun, penyebutan 'susu ikan' dianggap tidak sesuai dengan definisi susu yang sebenarnya.
Founder Berikan Protein Yogie Arry mengatakan bahwa penamaan 'susu' dalam produknya berawal dari persepsi konsumen. Produk tersebut sebenarnya dirilis sebagai minuman protein ikan.
"Jadi ini mungkin meluruskan juga bahwa terminologi yang ada sekarang jadi polemik, secara produk itu adalah minuman protein ikan," terang Yogie dalam konferensi pers Selasa (17/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Cuma memang image atau bentuknya yang putih dan rasanya mirip susu, jadi disebutnya 'susu ikan'," sambungnya.
Yogie menjelaskan 'susu ikan' merupakan produk yang berisi protein asam amino. Produk ini diolah dengan teknologi hidrolisat protein ikan (HPI) yang mengandung peptida terkecil dengan tingkat penyerapan yang lebih optimal.
Ia menjelaskan jenis ikan yang digunakan dalam produk susu ikan berasal dari hasil panen nelayan. Sekitar 70 persen di antaranya merupakan ikan dengan harga ekonomi rendah.
"Kita bantu serap potensi dari nelayan, ada ikan-ikan yang low economy, ini ikan-ikan yang nelayan tangkap nggak sengaja bisa dikatakan 70 persen ketika mereka tebar jaring," tutur Yogie.
"Ikan-ikan yang nilainya rendah bahkan kalau dari panen itu sering dibuang-buang lagi ke laut, ini kita berpikir bagaimana memanfaatkan potensi yang melimpah ini, kita kerja sama dengan nelayan-nelayan tradisional untuk men-supply bahan baku ikan, jangan bayangin ikannya salmon," lanjutnya.
Jenis ikan dengan ekonomi rendah yang digunakan dalam produk 'susu ikan' termasuk ikan selar dan ikan petek atau ponyfish. Menurutnya, hal ini dilakukan untuk menjamin pasar dan harganya tetap terjangkau oleh masyarakat.
(sao/naf)