REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan militer Zionis Israel (IDF) di Naquora, Lebanon Selatan melukai dua prajurit TNI yang sedang bertugas sebagai pasukan PBB di bawah United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) pada Kamis (10/10/2024) pagi waktu setempat. Pratu Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra adalah dua personel yang menjadi korban.
Dalam siaran pers Puspen TNI, pada pukul 05.00 waktu setempat, penjaga di menara lain melaporkan menara tempat Eggy dan Nafrian sedang dibidik IDF. Ada laser pembidik diarahkan ke menara tersebut.
Baca: Panglima TNI Ziarah ke Makam Jenderal Besar Soeharto
Beberapa menit kemudian, peluru meluncur ke menara tersebut. Eggy terluka di kaki dan tangan. Sementara Nofrian terluka di kaki. Tank Merkava Israel juga menyasar pintu masuk tempat perlindungan pasukan UNIFIL.
Belum diketahui apa motif Israel menembaki pasukan UNIFIL. Sejak Israel menginvansi lagi Lebanon pada 30 September 2024, baru kali ini pasukan PBB secara sengaja disasar IDF. Padahal, semua lokasi pasukan PBB jelas penandanya.
Baca: Berikut Daftar Komandan Yonif PDR di Papua
Dalam foto yang diterima Republika.co.id, pasukan TNI yang sedang bertugas memilih berlindung di bungker ketika sengaja diserang militer Israel. Mereka dalam posisi bersiaga di markas kala Israel sengaja menginvasi masuk wilayah Lebanon.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Hariyanto menyebut, pasukan Israel dalam posisi mengincar TNI. Hal itu ditandai dengan IDF yang menembakkan peluru ke arah menara pengawas yang dijaga personel TNI.
Baca: Kapolri Beri Penghargaan Panglima TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU
"Situasi kontak tembak terus terjadi dan tank Merkava IDF mulai terpantau keberadaannya di seputaran Green Hill. Rekoset (peluru nyasar) luncuran mengenai tower pengamatan (OP 14) yang diduduki oleh personel pengamat situasi," ujar Hariyanto.
Sebelumnya, UNIFIL memberi pernyataan bahwa pasukan militer Israel juga menembaki posisi PBB (UNP) 1-31 di Labbouneh dan mengenai pintu masuk bunker tempat pasukan penjaga perdamaian berlindung. Serangan Israel juga merusak kendaraan serta sistem komunikasi.
"Sebuah pesawat nirawak (drone) IDF terlihat terbang di dalam posisi PBB hingga ke pintu masuk bunker," kata pernyataan tersebut.
Baca: Panglima TNI Resmikan Pembentukan Lima Yonif PDR di Papua
Sementara itu, UNIFIL sudah mengingatkan pasukan Israel dan semua pihak tentang kewajiban mereka untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel dan properti PBB serta menghormati hak-hak PBB yang tidak dapat diganggu gugat setiap saat. Sayangnya, hal itu tidak diindahkan IDF.
"Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701. Kami menindaklanjuti masalah ini dengan IDF," begitu pernyataan UNIFIL.