Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya transisi energi menuju net zero emission di tahun 2060. Salah satunya melalui pengembangan dan penambahan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi mengatakan menilai Indonesia memiliki potensi energi EBT yang besar, mulai dari energi surya, angin hingga tenaga panas bumi.
Lebih lanjut dia menegaskan misi PLN saat ini tidak hanya sebatas menghasilkan energi untuk tenaga listrik. Di sisi lain, pihaknya juga berupaya mencapai kondisi bebas emisi, serta mendukung sistem berkelanjutan di Indonesia.
"Saat ini PLN sudah mempunyai 1 rencana bagaimana kita akan mencapai net zero emission tahun 2060. Kami sudah bersama dengan Kementerian ESDM, men set up green RUPTL yang sudah ada sampai saat ini dan saat ini kami sedang mengembangkan kembali accelerated development renewable energy ke depan," ujar Evy.
Dalam upaya ini, pihaknya tidak bergerak sendiri, melainkan turut menggandeng Kementerian ESDM untuk mengejar target bangun pembangkit EBT hingga 60 GigaWatt pada 2060 mendatang.
"Pada perencanaan yang ini, akan meningkatkan capaian EBT lebih lanjut. Untuk mencapai sekitar 60 Giga Watt EBT di tahun 2060. Ini tentunya akan membuat kita akan mencapai energi yang jauh lebih bersih dari apa yang sudah kita capai saat ini," jelasnya.
Atas upayanya itu, PLN memperoleh penghargaan dalam Anugerah Ekonomi Hijau detikcom terkait Infrastruktur Energi Baru Terbarukan (EBT) Ramah Lingkungan pada Selasa (30/7) lalu.
Evy pun menyampaikan apresiasi kepada detikcom atas penghargaan yang diberikan. Menurutnya dengan penghargaan ini akan semakin memacu semangat PLN untuk berusaha lebih baik.
"Anugerah ini sangat berarti untuk PLN," tukasnya. (akd/akd)