Jakarta -
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) merenovasi dan memugar Gedung Pancasila. Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan Gedung Pancasila menjadi saksi bisu perjalanan diplomasi Indonesia.
Retno menjelaskan proses pemugaran Gedung Pancasila berlangsung selama 10 bulan. Proses tersebut berjalan dengan tetap mencermati aspek peninggalan sejarah dari gedung.
"Prosesnya sendiri sama sekali tidak mudah. Sebuah tim bangunan Cagar Budaya dan banyak ahli konservasi terlibat dalam proyek, ini adalah kerja keras yang dilakukan dengan penuh cinta," kata Retno di Gedung Pancasila, Kemlu, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menlu Retno Marsudi mengatakan Gedung Pancasila menjadi saksi bisu perjalanan diplomasi Indonesia. (MI Fawdi/detikcom)
Dia mengatakan di Gedung Pancasila berbagai pertemuan bilateral hingga perjanjian kerja sama ditandatangani. Menurutnya, peran Gedung Pancasila akan terus berlanjut setelah selesai dipugar.
"Makna dan pentingnya sejarah gedung ini terus berlanjut, di gedung ini, ratusan pertemuan dengan menteri luar negeri dan pejabat tinggi telah berlangsung, banyak orang telah berjalan di aulanya, begitu banyak perjanjian telah ditandatangani," katanya.
"Bangunan ini telah menjadi saksi bisu kisah dan perjalanan diplomatik bangsa kita," ujarnya.
Retno mengaku bangga dengan selesainya renovasi dan pemugaran Gedung Pancasila ke bentuk aslinya. Dia berharap Gedung Pancasila akan terus berperan dalam kiprah diplomasi Indonesia ke depan.
Sejumlah mantan menlu dan perwakilan negara sahabat mendatangi peresmian renovasi dan pemugaran Gedung Pancasila Kemlu (MI Fawdi/detikcom)
"Gedung Pancasila lebih dari sekadar bangunan, ia akan terus menjadi tonggak penting bagi perjalanan diplomasi Indonesia dan bagi banyak proses pengambilan keputusan dalam politik luar negeri Indonesia," ujarnya.
Dalam peresmian renovasi gedung Pancasila, turut hadir mantan Menlu Alwi Shihab, Hasan Wirajuda, Marty Natalegawa dan sejumlah duta besar negara sahabat termasuk Dubes Palestina Zuhair Al-Shun dan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki.
(jbr/jbr)