Jakarta -
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau pembangunan Embung Bangkong 1 dan 2 di Cipayung, Jakarta Timur. Heru mengatakan embung ini akan berfungsi untuk penanganan banjir sekaligus ruang terbuka hijau.
"Jadi satu area bisa dimanfaatkan masyarakat untuk mengatasi banjir, hijaunya dapat, rekreasinya dapat. termasuk budidaya ikan," kata Heru Budi usai peninjauan, Senin (26/8/2024).
Secara umum, luas keseluruhan kawasan Embung Bangkong 1 dan 2 sebanyak 13.459 m² dengan luas penampang basah 6.300 m² dan luas penampang kering 7.159 m². Kolam ini difungsikan sebagai kolam retensi untuk mengurangi genangan di Kawasan Cipayung, khususnya RW 02, RW 03 dan RW 06 Kelurahan Cipayung serta menahan air yang ke hilir menuju Kali Sunter melalui PHB Kali Jati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru menjelaskan pembangunan embung ini berawal dari aduan warga sekitar. Ketika hujan melanda wilayahnya, muncul genangan air yang mengganggu aktivitas. Akhirnya, Dinas Sumber Daya Air (SDA) membangun embung dengan memanfaatkan lahan milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota.
"Penjelasan pak wali, ini ada genangan, tidak banjir tapi genangan yang meresahkan masyarakat, di sini peruntukannya milik Dinas pertamanan namun dimanfaatkan menjadi embung," terangnya.
Heru lantas mengajak agar seluruh pihak merawat fasilitas yang terbangun. Ia juga meminta agar kebersihan dijaga untuk kenyamanan bersama.
"Saya titip ke pak camat lurah warga pak RT RW ini dijaga, sama-sama dirawat tidak hanya pemda yang rawat tapi warga wajib merawat. Terakhir, kalau warga ke sini jagalah kebersihan," ucapnya.
Foto: Heru Budi Tinjau Proyek Embung Bangkong (Tiara-detikcom)
Dalam kesempatan itu, Heru bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta turut menanam 200 pohon pelindung dan 50 pohon buah-buahan, serta menebar 10.000 benih ikan nila di kawasan embung. Ke depan, penanaman pohon dan penebaran benih ikan akan dilakukan di beberapa waduk yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin mengatakan ke depan pihaknya akan menggencarkan pembangunan embung untuk mengatasi banjir. Nantinya, pembangunan akan memanfaatkan lahan kosong milik dinas maupun instansi lain.
"Kita cek dulu karena ada lahan Dinas Pertamanan, lahan dinas apa, mana mana aja daripada nggak dipakai kan. Terus daerah itu, daerah ada genangan. Mending dimanfaatkan Dinas SDA bikin mini storage begini," terangnya.
Ika menyampaikan Jakarta membutuhkan tambahan kolam penampungan untuk mengatasi banjir. Sebab, infrastruktur yang saat ini ada di Jakarta tak mampu menanggulangi air hujan yang durasinya lebih dari 4 kam.
"Infrastruktur kita hanya cukup untuk 4 jam hujan, kalau terus menerus ya, tapi kalo hujan terus sampai 8 jam infra kita nggak kuat. Pertanyaannya kenapa nggak kuat, memang karena lahannya terbatas," ucapnya.
"Makanya kita bikin embung seperti ini, enak nih kalau di setiap RT RW kita buat embung. Kalau ada genangan, ditampung. Dia nggak langsung menuju saluran utama. Kita akan perbanyak program begini," imbuhnya.
(taa/dwia)