Jakarta -
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menerima kunjungan Duta Besar Republik Sudan untuk Indonesia Yassir Muhammad Ali. Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan simpati dan dukungan rakyat Indonesia kepada Sudan
"Kondisi kemanusiaan di Sudan sudah terlampau parah dan menyedihkan, sudah semestinya Indonesia juga melaksanakan Konstitusi dengan aktif mewujudkan kedaulatan negara Sudan dengan hadirnya perdamaian dan diakhirinya kejahatan HAM di Sudan," ujarnya dalam keterangannya, Jumat (30/8/2024).
Pria yang akrab disapa HNW ini menekankan tragedi Sudan mestinya juga merupakan agenda darurat yang perlu diadvokasi oleh Kementerian Luar Negeri RI, sebagaimana Indonesia melakukan peran-peran pembelaan terhadap Gaza/Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengingatkan jasa dan persahabatan Sudan juga penting, seperti halnya dengan Palestina.
"Indonesia telah secara konsisten dan tegas membela Palestina dan menentang penjajahan Israel atas dasar amanat konstitusi UUD NRI 1945 untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, serta atas dasar jalinan persahabatan erat antara kedua negara. Maka atas kedua hal tersebut sudah semestinyalah Indonesia secara serius untuk membantu Sudan dan mengakhiri segala bentuk kejahatan HAM yang terjadi di sana," jelas HNW.
Mengingat kondisi Sudan yang semakin genting, anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II meliputi Luar Negeri ini pun menyerukan kepada Kementerian Luar Negeri RI dan DPR RI agar mengambil langkah dan kebijakan strategis sesuai ketentuan Konstitusi, untuk hadirkan perdamaian, membantu mengakhiri perang dan kejahatan HAM yang masih terjadi di Sudan.
"Kejahatan HAM yang terjadi di Sudan tidak kalah brutal dan jahat dari yang dilakukan oleh Israel di Palestina. Sudah saatnya Kemenlu RI untuk mengadvokasi dukungan terhadap Sudan di kancah internasional, baik di SU PBB, DK PBB. OKI dan Liga Arab mestinya juga segera berperan selamatkan negara dan warga Sudan. Tidak kalah penting juga ialah peran DPR RI yang dapat membantu mendorong program darurat untuk membantu Sudan, terutama di sektor layanan kesehatan dan keamanan pangan yang saat ini lumpuh di seluruh wilayah Sudan," tegasnya.
Sementata itu, Yassir menjelaskan maksud kedatangannya ke Kawasan MPR, dalam rangka menjelaskan kondisi terkini di Sudan yang membutuhkan kontribusi dan dukungan dari negara-negara sahabat, termasuk Indonesia. Sampai saat ini korban kemanusiaan di Sudan sudah jauh melampaui korban kejahatan Israel atas Gaza.
Tercatat setidaknya 150.000 warga menjadi korban jiwa sejak perang di Sudan pada tahun 2022, dan sekitar 15 juta warga Sudan terusir dari tempat tinggalnya.
"Bahkan kondisi di Sudan sudah mengarah kepada pembersihan etnis dan perubahan demografis, di mana ribuan penjahat didatangkan dari luar Sudan untuk merampas aset dan harta para warga Sudan. Sejatinya, konflik saat ini memang dirancang untuk menghancurkan kedaulatan dan eksistensi negara Sudan, untuk kepentingan-kepentingan negara kolonialis," ungkap Yassir.
Lebih lanjut dia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kontribusi Indonesia dalam mendukung Sudan, mulai dari tingkat diplomatik hingga tingkat kemasyarakatan.
"Dubes RI untuk Sudan Bapak Sunarko merupakan sosok yang sangat aktif meningkatkan kualitas hubungan Sudan dan Indonesia, dan kami sangat mengapresiasi segala upaya pemerintah dan rakyat RI untuk terus merawat kerja sama strategis dan persahabatan antara Sudan dan Indonesia," kata Yassir.
(akd/akd)