
KEPALA Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar Irma Suryani mengutarakan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya di layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) HIV baik di puskesmas, rumah sakit dan klinik, jumlah kasus pada awal tahun Januari 2025 sebanyak 15 kasus, Februari sebanyak 25 kasus, Maret sebanyak 2 kasus, April sebanyak 10 kasus, Mei sebanyak 12 kasus, Juni sebanyak 9 kasus, Juli meningkat 18 kasus dan Agustus 8 kasus.
"Kasus baru yang ditemukan ini adalah kasus baru yang ditemukan oleh puskesmas, rumah sakit dan klinik yang memberikan layanan. Temuan kasus baru ini tidak semua penduduk Kota Pematangsiantar, tetapi ada juga penduduk dari Kabupaten lain namun mereka menjalani testing atau skrining di Faskes yang ada di Kota Pematangsiantar," kata Irma kepada Media Indonesia, Senin (8/9).
Untuk menekan kasus baru ODHIV di Kota Pematangsiantar agar tidak bertambah, pihaknya ungkap Irma melakukan sosialisasi HIV kepada anak sekolah, aparat sipil negara, kader dan kelompok masyarakat lainnya. Melaksanakan pengembangan layanan HIV di Kota Pematangsiantar, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam program pelayanan HIV serta memaksimalkan jejaring eksternal layanan HIV, baik antar faskes maupun dengan mitra atau komunitas yang bergerak sebagai pendamping dan penjangkau pasien HIV +.
"Mobile langsung turun ke hotspot atdan waria dengan melakukan tes dan sosialisasi, testing dilakukan pada populasi beresiko baik itu pada ibu hamil, pasien TB dan WPS LSL waria karena jika ditemukan positif HIV bisa langsung minum obat ARV," terangnya.
Penyakit HIV/AIDS, lanjut Irma, sebagian besar terjadi karena adanya perilaku dari para penderitanya. Seperti hubungan seksual secara bebas tanpa ikatan pernikahan dan hubungan yang menyimpang di antaranya hubungan seksual sesama lelaki, sesama perempuan, ataupun biseksual merupakan pintu masuk untuk penularan.
Dia menegaskan hubungan dan perilaku seksual baik menjadi hal yang mutlak untuk mendukung upaya mengurangi angka kesakitan HIV/AIDS.
"Saat ini kita melakukan skrining langsung ke hotspot populasi kunci untuk menemukan kasus agar dapat diobati dan tidak menjadi sumber penularan bagi yang lain sembari terus memberikan edukasi kepada masyarakat," kata Irma.