Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja selama beberapa hari ke Vancouver, Kanada. Kunker ini bertujuan menjajaki peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dengan Kanada.
Adapun salah satu tujuan utama kerja sama ini ialah wilayah Provinsi British Columbia yang berada di bagian barat Kanada, bagian wilayah Kanada yang lebih dekat ke wilayah Asia Pasifik.
Pada hari pertama kunkernya Jumat (30/8), Airlangga menghadiri Pertemuan dengan Pengusaha/ Diaspora, Masyarakat, dan Mahasiswa Indonesia di Vancouver Kanada yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Vancouver bekerja sama dengan jajaran Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) di Vancouver.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pertemuan ini, Airlangga menjelaskan update terkini ekonomi global dan perekonomian Indonesia.
"Di tengah ekonomi global yang penuh tantangan dan ketidakpastian, perekonomian Indonesia tumbuh kuat didukung oleh peningkatan daya saing, Inflasi yang terkendali dan kualitas pertumbuhan ekonomi yang terus membaik," ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Minggu (1/9/2024).
Airlangga juga menjelaskan berbagai isu strategis yang akan menjadi tantangan ekonomi Indonesia ke depan, mulai dari isu Bonus Demografi dan upaya keluar dari Middle Income Trap, isu tentang transisi energi dan energi terbarukan yang ramah lingkungan, ekonomi digital dan Digital Economy Framework Agreement (DEFA), isu hilirisasi industri sampai urusan critical minerals dengan US dan RRT, serta isu mengenai Kelas Menengah Indonesia dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia.
"Di bidang Ekonomi Digital, Indonesia menjadi Pemain Utama Start-up di ASEAN dan menduduki ranking ke-6 dunia, dengan startup inovatif terbanyak atau ranking ke-1 di ASEAN," tuturnya.
Pada sesi akhir, Airlangga menerangkan tentang Peta Kerjasama Ekonomi Internasional Indonesia, mulai dari kerja sama multilateral G20, regional ASEAN, Kerja Sama APEC, Perundingan IEU CEPA, ICA CEPA, dan skema Kerja Sama Kawasan di Asia Pasifik yaitu RCEP, CP-TPP dan IPEF (Indo Pacific Economic Framework). Kemudian juga dijelaskan mengenai perkembangan proses aksesi Indonesia untuk menjadi negara Anggota OECD.
"Indonesia telah menyatakan keinginan untuk bergabung ke CP-TPP, dan mengambil pengalaman dari Inggris yang baru saja bergabung ke CP-TPP," ungkapnya.
Untuk mendorong percepatan aksesi OECD, tambahnya, telah dibentuk Tim Nasional. Tim ini bersama semua Kementerian/Lembaga melakukan self assessment dan menyampaikan Initial Memorandum yang menggambarkan kesesuaian standar Indonesia dibandingkan OECD.
Sebagai informasi, pertemuan ini dihadiri oleh banyak Perusahaan dan Asosiasi Usaha di Vancouver yang dimiliki dan dijalankan oleh Pengusaha/ Diaspora Indonesia, juga dihadiri beberapa Pimpinan Canada-Indonesia Chamber of Commerce (Chapter Pantai Barat Kanada). Hadir pula Pengurus PERMIKA (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Kanada), serta mahasiswa Indonesia yang berada di Vancouver.
Pihak Diaspora Indonesia, Luthfi Doffier dan Matthew Riyanto dari Canada-Indonesia Chamber of Commerce menyampaikan dukungan dan menanyakan apa yang diperlukan Pemerintah RI dari para Diaspora. Khususnya untuk membuat Kanada lebih menarik dan meningkatkan kerja sama antara kedua negara.
Monica Khoe dari Indigo Prima menyampaikan beberapa produk agro Indonesia yang over-supply sehingga harga turun dan pentingnya logistik yang efisien untuk menekan biaya logistik. Sedangkan Erick Gunawan dari PERMIKA (Persatuan Mahasiswa Indonesia di Kanada) menanyakan terkait pertumbuhan populasi Indonesia dan upaya menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam rangkaian kunjungan di Vancouver Kanada ini, Airlangga juga dijadwalkan akan berbicara di Business Forum yang akan diselenggarakan oleh KJRI dan ITPC di Vancouver pada 3 September 2024. Sekaligus akan bertemu dan dialog langsung dengan para Pengusaha dan Potential Investor yang diharapkan bisa terdorong untuk segera berinvestasi dan melakukan kegiatan usahanya di Indonesia.
(ega/ega)