Jakarta -
Bekerja di bidang yang digemari menjadi impian bagi sebagian besar orang. Apalagi, jika bidang tersebut mampu mendatangkan cuan hingga ratusan juta per bulan. Siapa yang tak tergoda?
Hal ini yang membuat Raldina Asdyanti memutuskan untuk resign dari pekerjaan lamanya dan fokus ke bisnisnya di bidang fesyen. Ketertarikan dalam mix and match pakaian menjadi modal utamanya untuk mengembangkan Winonamodest selama kurang lebih 7 tahun.
Winonamodest lahir pada tahun 2017. Bermodalkan uang pinjaman Rp 5 juta dari keluarga, Winonamodest kini tumbuh sebagai salah satu trendsetter dari produk hijab unik, hingga mampu menghasilkan omset Rp 200 juta per bulan. Bahkan, produknya sudah terbang hingga ke Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Modal awal bisa dibilang nol karena waktu itu kita masih ambil foto di Google, terus buka pre-order jadi uang pre-ordernya masuk dulu. Akhirnya pas kita mau serius, pinjam dari keluarga sekitar Rp 5 juta. Tapi setelah kita puterin lagi, dari sana terus ngalir, berkala nambahnya, sampai akhirnya kita bisa di ratusan juta kayak sekarang," kata Raldina kepada detikcom, ditulis Sabtu (31/8/2024).
Kelahiran Winonamodest terinspirasi dari tren influencer modest yang menggunakan berbagai jenis hijab unik. Ternyata, jenis hijab tersebut belum masuk ke pasar Indonesia pada kala itu. Di sana lah, Raldina melihat peluang bisnis besar.
"Kayak Dwihanda, Hamidah, mereka tuh pakai produk yang nggak ada di Indonesia. Di situ kita ngeliat peluang, wah ini pasar modest kayaknya lagi siap banget untuk nerima barang-barang yang menurut mereka tuh unik. Mereka ingin sesuatu yang beda, samaan lah sama si para influencer ini," ujarnya.
Akhirnya tercetus lah produk unik pertamanya yakni pashmina two tone atau dua warna. Produk tersebut pun mendapat sambutan positif dari pasar, hingga akhirnya terciptalah produk-produk unik lainnya, termasuk turban instan, yang menjadi produk best sellernya saat ini.
"Kayaknya brand yang ngebranding sebagai yang identik sama produk turban di modest belum ada. Jadi aku ngerasa ini adalah peluang. Dan kebetulan aku juga memang suka sama fashion yang ekspresif, jadi nggak cuma sekedar ngikutin yang ada di pasaran, tapi aku anggap fashion sebagai saran buat ngasih tau identitas kita. Terus ngebantu teman-teman perempuan untuk berekspresi lewat fashion," kata dia.
Produk-produk Winonamodest dibanderol di kisaran Rp 70 ribu s.d 250 ribu. Inovasi pun menjadi salah satu tumpuannya untuk terus melebarkan sayap. Salah satu produk unik yang memberikan kontribusi besar untuk usahanya ialah hijab instan dengan akses lubang untuk masker. Produk ini terlahir saat pandemi Covid-19 silam.
"Aku kasih namanya Nuna, New Normal Pashmina. Dari situ ternyata lewat jalurnya KOL, kita tembus 7 juta views di TikTok. Alhamdulillah itu jadi berkah buat seller lain juga, teman-teman seller yang lain juga ikut bikin produk serupa saat bisnis pada turun di pandemi," tuturnya.
Namun seiring berjalannya waktu, bekerja sebagai karyawan swasta sembari menjalankan bisnis bukanlah perkara mudah. Raldina pun memutuskan untuk resign dan fokus di bisnisnya. Pada kala itu, bisnisnya tengah kebanjiran orderan hingga 300 pcs.
"Bener-bener yang masuk pre-order itu kayak ordernya tuh yang bulk order gitu loh. Masuk ordernya 300 piece. Nah, di 300 piece itu kan lumayan pendapatannya. Aku ngerasa kayak, wah ini sudah bisa buat pegangan selama 6 bulan. Kalau nggak salah sekitar Rp 24 jutaan lebih," kata dia.
"Kalau kita setengah-setengahan nantinya takut nggak maksimal juga kasih service dan produknya ke customer. Makanya ya sudahlah, akhirnya memberanikan diri buat fokus ke usaha aja," sambungnya.
Kini Winonamodest telah berkembang pesat, hingga mampu menjual ribuan produk dan menghasilkan omset Rp 200 juta per bulan. Raldina berhasil membawa produk-produknya terbang ke berbagai negara di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, hingga Filipina. Bahkan, produknya juga berhasil menembus Asia dan Eropa.
Menurutnya, Winonamodest masih punya perjalanan panjang. Cita-cita besarnya ialah berhasil ikut fashion show hingga mampu menggelar pameran di luar negeri.
"Ada kayak dari Amerika Serikat (AS), Afrika mereka pengen cuma terkendalanya sama di shipping fee-nya. Jadi paling jauh tuh Aussie, Jepang, Jerman malah ada," ujar Raldina.
Raldina pun berpesan kepada siapa saja yang akan terjun ke dunia bisnis untuk berani dan terus berusaha, serta percaya pada tekad dirinya. "Just do it. Lakukan dengan hati. Tapi kita juga harus persiapkan dengan matang, sehingga pakai logika juga. Dan jangan lupa untuk terus upgrade diri," tutupnya.
(shc/rrd)