
ARMADA Global Sumud (GSF) untuk Gaza melaporkan salah satu kapal utamanya yakni Perahu Keluarga diserang oleh pesawat nirawak di lepas pantai Tunisia pada Selasa dini hari. Namun, otoritas Tunisia membantah klaim tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Tunisia melalui kantor berita resmi TAP menegaskan bahwa tidak ada serangan drone. Menurut mereka, kebakaran di kapal berbendera Portugis itu disebabkan oleh jaket pelampung yang terbakar. Api berhasil dipadamkan tanpa menimbulkan korban maupun kerusakan serius.
Klaim dari Armada Sumud
Sebelumnya, pihak armada menyatakan kapal itu terkena serangan udara. Mereka bahkan merilis rekaman dari kapal lain yang disebut memperlihatkan benda pembakar jatuh ke kapal dan memicu ledakan kecil.
Kapal Perahu Keluarga membawa awak dari kapal bantuan kemanusiaan Madeleine yang pernah disita militer Israel pada Juni lalu. Di antara penumpang terdapat aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, Yasemin Acar, Thiago Avila dari Brasil dan Suayb Ordu dari Turki.
"Semua penumpang dan awak selamat," kata pihak armada dilansir Anadolu, Selasa (9/9).
"Investigasi sedang berlangsung, dan ketika informasi lebih lanjut tersedia, akan segera dirilis," sebutnya.
Dalam pernyataannya, mereka menambahkan bahwa tindakan agresi yang bertujuan mengintimidasi dan menggagalkan misi itu tidak akan menghalangi mereka.
"Misi damai kami untuk mematahkan pengepungan di Gaza dan berdiri dalam solidaritas dengan rakyatnya terus berlanjut dengan tekad yang kuat," tambahnya.
Yasemin Acar, salah satu anggota komite pengarah, juga mengunggah video di Instagram.
"Sebuah drone terbang tepat di atasnya, melepaskan bom, lalu meledak dan kapal pun terbakar," ujarnya.
Armada Sumud
Armada Sumud Global terdiri dari lebih dari 50 kapal dengan peserta dari berbagai negara, termasuk dokter, jurnalis, dan aktivis. Sekitar 150 orang terlibat, berasal dari Tunisia, Turki, serta berbagai negara di Eropa, Afrika, dan Asia.
Kapal berangkat dari Barcelona pada akhir Agustus, bergabung dengan kelompok lain dari Genoa, Italia. Rombongan ini dijadwalkan melanjutkan perjalanan dari Tunisia menuju Gaza pada Rabu. Tujuan mereka adalah menantang blokade Israel dan menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Kondisi Gaza
Menurut laporan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB pada 22 Agustus, kelaparan telah melanda Gaza utara dan berpotensi meluas jika blokade Israel berlanjut.
Perang di Gaza kini memasuki hari ke-700. Data menyebut lebih dari 64.500 warga Palestina tewas akibat operasi militer Israel, sementara wilayah tersebut menghadapi kehancuran luas dan ancaman kelaparan.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. (Fer)