Kata Epidemiolog soal Demam Lassa yang Picu 163 Orang Meninggal di Nigeria

1 month ago 17
Rahasia Dari Master Ceng: Mainlah Mahjong Ways Dari Server Luar, Lebih Stabil Gampang Menang
Rahasia Sukses Master Oji Inilah Beberapa Pola Terbaik yang Membuat Anda Hoki Bermain Game Mahjong Ways
Starlight Princess x1000 : Kisah Sukses Master Lung yang Menang Puluhan Juta Karena Pola Terbaru
Ternyata Inilah Tujuan Bet 200 Dinaikkan Pada Game Mahjong Ways: Modal 50 Bisa Menang 6 Juta
Viral! Inilah Trik yang Sedang Ramai di Media Sosial yang Membuat Bandar Olympus Bocor: Pasti x1000!
Baru Lulus SMA Iseng Main Mahjong Ways: Anak Ini Langsung Jadi Jutawan
Detik-Detik Munculnya Scatter Hitam Di Mahjong Ways Terbaru : Apakah Kamu Pernah Merasakannya
Kabar Gembira Bagi Pecinta Mahjong Ways : Akan Ada Bonus Tambahan Untuk 100 Orang Pertama Login
Pesona Game Mahjong Ways di Tahun 2024 Dengan Desain Yang Menakjubkan

Jakarta -

Wabah demam Lassa di Nigeria belakangan disorot setelah memicu 163 korban jiwa di Nigeria. Menurut pernyataan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Nigeria, wabah demam Lassa terus menyebar di 34 negara bagian dan Wilayah Ibu Kota Federal.

Pemerintah Nigeria sebelumnya mengumumkan bahwa tiga obat telah diidentifikasi untuk mengobati penyakit tersebut.

Selama musim kemarau, yang biasanya berlangsung dari November hingga Mei di Nigeria, kasus demam Lassa cenderung meningkat. Pada tahun 2023, total 1.227 kasus demam Lassa terdeteksi dengan korban meninggal dunia mencapai 219 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demam Lassa, yang juga ditemukan di beberapa negara Afrika lainnya seperti Mali, Togo, Ghana, Liberia, dan Sierra Leone, pertama kali terdeteksi di Nigeria di negara bagian Borno timur laut pada tahun 1969.

Menurut epidemiolog Dicky Budiman, demam Lassa merupakan penyakit endemik di negara-negara Afrika barat. Virus penyebab penyakit ini umumnya hidup dekat tempat tinggal manusia, baik di pedesaan maupun di perkotaan.

"Di Afrika bisa saja, dengan sanitasi yang buruk, kebersihan yang buruk," ucapnya kepada detikcom, Jumat (9/8/2024).

Mayoritas atau sekitar 80 persen kasus demam Lassa tidak memicu bergejala atau asimtomatik. Hal ini, kata Dicky, bisa berbahaya lantaran berpotensi memicu wabah besar, serta potensi menular antar manusia.

Risiko penyebaran virus Lassa juga bergantung pada keberadaan hewan inangnya, yaitu tikus Mastomys natalensis.


(suc/suc)

Read Entire Article