Jakarta (ANTARA) - Indonesia dan Dewan Kerja Sama Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) telah melaksanakan Putaran Ketiga Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas antara kedua pihak (Indonesia-GCC FTA), yang ditargetkan dapat selesai secara substantif akhir 2025.
Menurut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI Djatmiko Bris Wijtaksono putaran ketiga perundingan merupakan salah satu langkah mempercepat penyelesaian perundingan.
"Kami mendorong tercapainya titik tengah dan fleksibilitas dari kedua belah pihak, khususnya pada isu-isu pokok yang menjadi kepentingan bersama. Hal ini akan menjadi salah satu pilar untuk penguatan kemitraan jangka panjang Indonesia dengan GCC," ujar Djatmiko dalam keterangan, di Jakarta, Senin.
Putaran ketiga ini merupakan tindak lanjut dari putaran kedua pada Februari 2025 di Riyadh, Arab Saudi. Putaran ketiga perundingan telah didahului pertemuan intersesi ke-2 yang dilaksanakan secara daring pada Agustus 2025.
Djatmiko mengungkapkan, cakupan isu yang dibahas dalam perundingan ketiga, antara lain perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, dan ketentuan asal barang. Selain isu utama tersebut, juga dibahas isu terkait kerja sama ekonomi, usaha kecil dan menengah, dan ekonomi Islam (halal).
Untuk memastikan perundingan dapat selesai sesuai target, Djatmiko menegaskan bahwa perlu koordinasi intensif lintas kementerian dan lembaga di Indonesia untuk menyelesaikan isu-isu yang belum tuntas (outstanding issues). Selain itu, pembahasan teknis terkait akses pasar barang dan jasa juga perlu dipercepat.
Direktur Perundingan Bilateral Kemendag RI sekaligus Ketua Tim Perunding Indonesia Danang Prasta Danial menjelaskan putaran ketiga berhasil memberikan kemajuan signifikan untuk keseluruhan isu runding dalam kerangka Indonesia-GCC FTA.
"Indonesia dan GCC berhasil mencapai kesepakatan pada isu Movement of Natural Person (MNP) dan kemajuan pada teks runding. Untuk semakin mempercepat penyelesaian negosiasi, akan dilakukan juga pertemuan intersesi sebelum putaran keempat," kata Danang.
Perundingan Indonesia-GCC FTA telah diluncurkan pada 31 Juli 2024. Indonesia-GCC FTA menjadi perundingan perjanjian dagang yang ketiga bagi Indonesia dengan mitra dagang di kawasan Timur Tengah.
Kerja sama Indonesia dan GCC dalam skema FTA akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi Indonesia sebesar 258,40 juta dolar Amerika Serikat (AS).
Indonesia-GCC FTA juga akan meningkatkan ekspor Indonesia ke kawasan Teluk hingga sebesar 17,4 persen, khususnya untuk peralatan elektronik (33,86 persen), kulit (29,3 persen), produk logam (28 persen), manufaktur (27,7 persen), dan tekstil (30,7 persen).
Pada periode Januari-Juni 2025, total perdagangan Indonesia-GCC tercatat sebesar 7,9 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke GCC sebesar 4 miliar dolar AS dan impor dari GCC sebesar 3,9 miliar dolar AS.
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan Indonesia-GCC mencapai 15,6 miliar dolar AS, dengan ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar 7 miliar dolar AS dan impor dari GCC 8,5 miliar dolar AS.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke GCC, di antaranya yaitu kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit dan fraksinya, perhiasan, kapal suar, machinery for earth, serta mineral dan bijih.
Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari GCC, di antaranya yaitu minyak petroleum mentah, minyak petroleum selain mentah, gas petroleum, produk besi setengah jadi, dan berbagai jenis belerang.
Baca juga: PEA Usulkan Indonesia Buat FTA dengan GCC
Baca juga: Perundingan putaran kedua I-GCC FTA mencapai kemajuan signifikan
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.