Jakarta -
Kemenparekraf kembali melaksanakan program Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0. Ada 10 desa wisata yang disasar yang berasal dari enam destinasi prioritas.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Martini Mohamad Paham, menyampaikan dewasa ini terjadi perubahan tren wisata dari destinasi wisata massal ke wisata yang lebih unik, termasuk desa wisata.
Program ini sudah berjalan sejak 2022 lalu. Martini mengatakan pembinaan ini tak akan berhenti hingga pembinaannya saja tetapi juga terus menciptakan ekosistem yang saling menguntungkan untuk berkembanganya desa wisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun ini berlanjut di 10 desa wisata, pastinya setelah program pendampingan kami tidak mau berhenti di sini. Karena mengembangkan satu desa itu perlu pengembangan suatu ekosistem yang tentunya perlu bersinergi dengan berbagai pihak," ujarnya dalam kegiatan Forum Pentahelix yang dilaksanakan di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Selasa (10/9/224).
10 desa wisata yang mengikuti pembinaan ini terdiri dari Desa Wisata Sanankerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Desa Wisata Ranupani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dan Desa Wisata Jagalan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kemudian ada Desa Wisata Tamanmartani, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Desa Wisata Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Desa Wisata Sombu, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Desa Wisata Mertak, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Lanjutannya yakni Desa Wisata Lumban Bulbul, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Desa Wisata Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Desa Wisata Buwun Sejati, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, menyampaikan dari kegiatan ini mampu meningkatkan kualitas desa wisata dari berbagai aspek. Dengan berkembanganya desa wisata itu mampu meningkatkan taraf hidup dari masyarakat di desa wisata iti sendiri sehingga terciptanya kesejahteraan.
"Harapannya bukan hanya kunjungan wisatawan yang meningkat, tapi juga penjualan produk-produk wisata dan ekonomi kreatifnya juga terangkat. Sehingga kesejahteraan masyarakat di desa-desa wisata ini semakin baik tapi juga aspek kualitas dan keberlanjutannya terjaga, ini yang kami titipkan tadi ke 10 desa wisata," kata Sandi.
Sandi juga menyampaikan tiga dampak dari pembinaan KSW 5.0 ini, mulai dari peningkatan skill masyarakat di sana, peningkatan kunjungan, dan juga peningkatan ekonomi desa wisata.
"Tiga (dampak) ini yang konkret yang bisa langsung dirasakan dan ke depan yang saya titipkan adalah aspek keberlanjutan yaitu kelestarian," ujar Sandi.
(msl/msl)