Berbagai kegiatan menarik digelar masyarakat untuk merayakan Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini Rabu 2 Oktober. Ini seperti yang dilakukan anak-anak disabilitas di Surabaya.
Membatik di atas kain bekas sprei dilakukan belasan anak-anak disabilitas tuli dan wicara di Surabaya untuk mengekspresikan kegembiraan mereka merayakan Hari Batik Nasional.
"Ada sekitar 15 anak disabilitas yang terlibat dalam kegiatan membatik Daur Rupa ini," ujar William Sihombing, Public Relations Midtown Hotel Surabaya, kepada Basra, Rabu (2/10).
Menggandeng Rumah Anak Prestasi (RAP) Surabaya dan komunitas Disabilitas Berkarya, William mengungkapkan, jika kegiatan ini sebagai bagian dari inisiatif sosial hotel untuk mendukung inklusivitas dan kreativitas, sekaligus mempromosikan seni batik sebagai warisan budaya Indonesia.
"Tema Daur Rupa sendiri dipilih karena memiliki makna yang mendalam. Kata 'Daur' mengacu pada proses daur ulang, di mana kami memanfaatkan berbagai barang bekas, khususnya linen hotel yang sudah tidak terpakai, yang seharusnya menjadi limbah, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang memiliki nilai seni," terang William.
"Ini sejalan dengan komitmen kami terhadap keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan sampah," sambungnya.
Kain sprei hotel yang tidak terpakai tersebut lantas dipotong menjadi beberapa bagian dan digunakan sebagai media untuk membatik. Setiap anak disabilitas membatik di atas selembar kain bekas tersebut.
Anak-anak disabilitas yang terlibat dalam kegiatan ini dibebaskan untuk membuat batik sesuai imajinasi mereka. Ada yang membatik logo Kota Surabaya, yakni Suro dan Boyo. Ada pula yang membuat sketsa bunga-bunga kemudian ditindas dengan tinta batik.
Hasil membatik dari anak-anak disabilitas tersebut kemudian dipilih untuk dipajang sebagai hiasan hotel yang terletak di pusat kota itu.
"Memang tidak semua kami pajang, hanya beberapa saja yang dipajang. Misalnya karya batik dari Rizky Cahyani," tutur William.
Dipilihnya karya batik milik bocah perempuan yang kerap disapa Tata itu sekaligus sebagai wujud penghargaan atas prestasi yang baru saja ditorehkan Tata di level internasional.
"Tata ini kan baru saja meraih prestasi sebagai Best Line Master dalam ajang We Are The World Event di Jakarta pada Agustus 2024. Jadi kami memutuskan untuk memajang karya batik dari Tata," tandas William.