Palembang -
Kilang Refinery Unit III Plaju di Sumatera Selatan merupakan kilang pengolahan minyak tertua di Indonesia yang masih beroperasi hingga kini. Tempat produksi bensin hingga biji plastik milik PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) ini sudah berdiri sejak 1902 lalu, alias sudah berusia 120 tahun.
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju, Siti Rachmi Indahsari, menjelaskan luas area tempat pengolahan minyak ini mencapai 411,22 hektar dan terbagi oleh Sungai Gerong menjadi dua lokasi, yakni di Kecamatan Plaju, Kota Palembang dan di Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin.
Pada awalnya, untuk kilang pengolahan yang ada di Kecamatan Plaju dibangun oleh perusahaan asal Belanda, Shell. Sedangkan untuk kilang yang berada di Kecamatan Banyuasin I dibangun oleh perusahaan asal Amerika Serikat, Stanvac.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 1965 Kilang Plaju milik Shell ini diakuisisi PN Permina. Sedangkan Kilang di Sungai Gerong milik Stanvac diakuisisi oleh PN Pertamina pada 1970.
Namun sebelum itu pada 1968 PN Permina dan PN Pertamina melakukan merger, menjadi PN Pertamina (kini menjadi PT Pertamina (Persero)). Sehingga kedua kilang ini sudah sejak lama menjadi milik Pertamina di bawah PT KPI.
"Nah dengan dua lokasi ini, Kilang Pertamina Plaju ini lahirnya tahun 1904. Jadi dia lahir di 1904, didirikan oleh Shell, perusahaan Belanda. Sedangkan yang di kilang Sungai Gerong, 1926, itu didirikan oleh Stanvac, Amerika," jelas Siti Rachmi di Kilang Plaju, Selasa (10/9/2024).
"Nah di perjalanan bisnisnya Kilang Pertamina ini ada beberapa penyesuaian dari teknologi kilangnya juga sampai ke tahun 2021, kita (Pertamina) organisasinya berubah jadi Holding dan Sub-holding. Kami (Kilang RU III Plaju) ada di Sub-holding refining and techno chemical dengan title bisnisnya PT Kilang Pertamina Internasional," terangnya lagi.
Lebih lanjut, Siti Rachmi menjelaskan Kilang RU III Plaju ini dapat memproduksi hingga 126 ribu barel per hari (Milles Barrels per Stream Day/MBSD). Namun saat ini kilang itu hanya berpoduksi 80-90 ribu barel per hari.
"Kemudian dari hasil pengolahan yang ada di Kilang Pertamina Plaju kita menghasilkan di mana ada Pertalite, Biosolar B30, Dexlite dan juga ada Solar, MFO low sulfur. Kemudian ada produk intermedia juga Naphta, kemudian ada Avtur, dan ada LPG, Musicool Breezon ini pengganti freon yang lebih ramah lingkungan," ucap Siti Rachmi.
Di luar itu, Kilang Plaju ini merupakan satu-satunya kilang milik Pertamina yang memproduksi biji plastik (Polytam). Ia menyebut biji plastik ini sudah mendapat sertifikasi halal dan food grade sehingga banyak digunakan dalam industri kemasan makanan dan minuman.
"Produk petrokimia kita bentuknya biji plastik, Polytam ini. Jadi di antara RU II sampai RU VII (enam kilang milik Pertamina), hanya ada di RU III Plaju yang memproduksi biji plastik," terangnya.
(hns/hns)