Jakarta -
Seorang pekerja serabutan asal Desa Desa Watukumpul Pemalang Dilam (42) tidak pernah akan mengalami kecelakaan saat memperbaiki atap rumahnya. Kecelakaan tersebut membuat tangan kanannya mengalami luka serius setelah jatuh dari ketinggian.
Insiden tersebut pun membuat Dilam dilarikan ke RSUD dr. M. Ashari, Pemalang, oleh keluarganya. Ketika tiba di rumah sakit, dokter yang menanganinya menyatakan bahwa tulang tangan kanan Dilam bergeser dan memerlukan operasi segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Bagi Dilam yang bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu, ini adalah situasi yang sangat sulit. Kekhawatirannya semakin besar ketika ia menyadari bahwa kepesertaan BPJS Kesehatan yang dimilikinya sudah tidak aktif. Hal tersebut diungkapkan olehnya saat berada di RSUD dr. M. Ashari beberapa Waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat jatuh, saya langsung merasakan sakit yang luar biasa di tangan. Saya sangat takut karena saya tahu BPJS saya tidak aktif. Saya tidak tahu harus bagaimana," ujar Dilam dalam keterangannya, dikutip Senin (2/9/2024).
Tanti Yusefa (35) istri Dilam menceritakan bahwa mereka sempat panik dan tidak tahu harus berbuat apa karena BPJS Kesehatan yang dimiliki tidak aktif. Sebagai pekerja serabutan, suaminya tidak memiliki penghasilan tetap, sehingga biaya pengobatan menjadi beban berat baginya.
Namun, kekhawatiran mereka mereda ketika petugas RSUD dr. M. Ashari menjelaskan bahwa Kabupaten Pemalang telah meraih predikat Universal Health Coverage (UHC), yang memungkinkan warga mendapatkan layanan kesehatan dengan segera bagi peserta dengan status BPJS Kesehatannya tidak aktif.
"Saya benar-benar cemas, bagaimana kalau BPJS tidak aktif? Bagaimana kalau suami saya tidak bisa dirawat? Tapi alhamdulillah, berkat status UHC yang telah diraih Kabupaten Pemalang, BPJS Kesehatan suami saya bisa langsung aktif. Semua prosesnya dibantu oleh pihak rumah sakit, mulai dari pengaktifan sebagai peserta JKN, hingga perawatan medisnya. Saya sangat bersyukur," kata Tanti.
Tanti tidak bisa menyembunyikan rasa terima kasihnya kepada pihak rumah sakit yang telah banyak membantu keluarganya dalam situasi sulit ini. Ia merasa sangat terbantu oleh upaya rumah sakit dalam memastikan suaminya mendapatkan perawatan yang diperlukan, termasuk membantu proses pengaktifan kembali kartu BPJS Kesehatan melalui Program UHC.
"Saya sangat berterima kasih kepada RSUD dr. M. Ashari dan Program UHC ini. Mereka semua sudah meringankan beban saya dan suami. Prosesnya cepat, dan suami saya bisa segera mendapatkan perawatan yang diperlukan. Semoga layanan JKN ini semakin bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan," ujarnya.
Dengan perasaan lebih tenang, Tanti menanti kabar dari pihak rumah sakit mengenai jadwal operasi suaminya, sambil berharap agar prosesnya berjalan lancar. Tanti terus berharap bahwa suaminya akan segera pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa.
"Sekarang, fokus kami adalah bagaimana suami saya bisa sembuh total. Kata dokter, suami saya harus menjalani operasi. Saya tahu itu tidak mudah, tapi dengan dukungan keluarga dan bantuan dari Program UHC ini, saya yakin kami bisa melewati semua ini," tuturnya.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, kehadiran Program JKN dengan predikat UHC di Kabupaten Pemalang menjadi solusi yang sangat berarti bagi warga seperti Dilam dan keluarganya. Dengan mata berkaca-kaca, Tanti menyampaikan harapannya agar Program JKN ini dapat terus berjalan dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
"Terima kasih BPJS Kesehatan dan Pemerintah Kabupaten Pemalang, semoga Program JKN bisa terus ada dan membantu lebih banyak orang lagi. Ini benar-benar sangat berarti bagi kami," tutup Tanti.
(ncm/ega)