Jakarta -
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus menggenjot capaian Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Indonesia. Upaya ini dalam rangka mewujudkan kualitas lingkungan hidup yang semakin baik.
Sekretaris Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, C.H Netty Widayati membeberkan nilai IKLH sementara pada 2024 tercatat di level 73,07 dari skala 100 poin. Angka ini meningkat dari IKLH Indonesia 2023 yaitu sebesar 72,54.
"Diperoleh indeks kualitas lingkungan hidup sementara 2024 yaitu 73,07. Secara nasional mengalami kenaikan, seperti kita lihat. Untuk sementara mengalami kenaikan dan lebih dari target yang ditetapkan," ujar Netty, dikutip dari tayangan YouTube KLHK, Kamis (15/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu dia sampaikan dalam talkshow bertajuk 'Ekspose Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Sementara Tahun 2024 : Kolaborasi Membangun Bangsa, Menuju Lingkungan yang Baik dan Sehat' dalam rangkaian Festival LIKE 2 beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut dia mengungkapkan secara keseluruhan 32 provinsi dan 220 kabupaten/kota berhasil mencapai target IKLH tahun 2024. Dengan sebagian besar berada di kategori baik.
Namun terdapat sejumlah daerah di Pulau Jawa yang terkategori sedang, di antaranya Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sedangkan capaian dari tingkat kabupaten/kota cenderung menurun dibandingkan tahun lalu.
"Kalau kita lihat capaian target provinsi dari 2023 ke 2024 mengalami kenaikan. Jadi 2023 82%, di 2024 84%. Tapi capaian target untuk kabupaten kota ini yang menjadi perhatian karena mengalami penurunan dari 64% di 2023, sekarang 43% di 2024. Mohon perhatian Bapak Ibu semuanya di kabupaten/kota," tuturnya.
Kasubdit Perencanaan Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara M. Denny T. Silaban menambahkan terkait status capaian Indeks Kualitas Udara (IKU) Indonesia. Dia menyebut IKU sementara tahun 2024 naik menjadi 89,70.
"Ini mungkin yang perlu menjadi perhatian kita semua ya, nilai IKU sementara untuk provinsi itu ada beberapa yang di bawah target. Jadi kalau kita lihat target yang garis merah, itu ada dua provinsi yaitu dari Banten lalu Kalimantan Utara," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Pencemaran Air Tulus Laksono memaparkan hasil sementara nilai IKA 2024. Menurutnya capaian IKA cenderung turun sekitar 0,09. Karena dia mendorong pemerintah daerah untuk mengejar kenaikan IKA di sisa waktu 4 bulan hingga Desember 2024.
"Kemudian tren IKA selama hampir 10 tahun. Yang menunjukkan tren positif (untuk Provinsi), itu Sulawesi Tenggara, trennya naik terus selama 10 tahun. Kemudian kedua Maluku Utara, ketiga Papua, Sumatera Utara dan Sulawesi Utara," tuturnya.
Namun dia menyoroti sejumlah daerah yang mengalami tren penurunan IKA dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, di antaranya Daerah Istimewa Yogyakarta, Bali hingga Kalimantan Timur.
"DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) selama 10 tahun untuk trennya (IKU) menurun minus 2,3. Kemudian Bangka Belitung, kemudian Kalimantan Timur, Nusa Tenggara dan Bali," kata Tulus.
Selanjutnya, Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya Direktorat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut KLHK, Arum Prajanti menjelaskan capaian IKAL nasional. Secara grafik, kata dia, hasil perhitungan IKAL sementara tahun 2024 meningkat dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 78,84.
Dia menyampaikan capaian IKAL tertinggi untuk regional Sumatera, yaitu daerah Bangka Belitung. Lalu Jawa Barat dengan nilai IKAL tertinggi di regional Jawa, serta Kalimantan Utara untuk daerah dengan IKAL tertinggi di regional Kalimantan. Selanjutnya Bali menjadi daerah dengan IKAL tertinggi untuk regional Bali Nusra, dan Papua Barat menjadi yang tertinggi di regional Papua.
"Tapi ini semua adalah data sementara, jadi di daerah yang masih rendah dibandingkan dibandingkan teman-temannya jangan berkecil hati. Masih ada kesempatan untuk perbaiki," ungkapnya.
Selanjutnya Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan KLHK, Edy Nugroho Santoso menjelaskan tren untuk indeks kualitas lahan semakin baik, meski belum mencapai target.
"Kalau kita lihat ada 3 provinsi (yang mengalami perbaikan status IKL). Terima kasih Sumatera Utara, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur yang status ada perubahan yang membaik," paparnya.
Kenaikan juga terjadi pada Indeks Kualitas Ekosistem Gambut (IKEG). Direktur Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut KLHK, Moh. Noor Andi Kusumah menilai capaian IKEG sementara terus naik.
"Ada 18 provinsi yang masih bagus naik, tapi ada 5 provinsi (yang IKEG nya) turun," jelas Noor Andi.
"Untuk dari sisi kabupaten/kota ini ada 5 yang naik, perbaikan status, 119 tetap dan 1 turun. Yang satu ini Kabupaten Tanah Laut. Yang 5 Kabupaten naiknya ini adalah Kap...