Jakarta -
Pakar kuliner yang telah melanglang buana, William Wongso ungkap kondisi diplomasi gastronomi Indonesia. Ternyata ini alasan makanan Indonesia kalah bersaing.
Bukan hanya dikenal di dunia dengan kekayaan budayanya, tetapi popularitas hidangan dari makanan di kancah internasional juga mebanggakan. Keberhasilan ini tentu menciptakan kebanggaan sendiri bagi warga negaranya.
Apalagi jika makanan tradisional berhasil diterima masyarakat dunia tetapi tanpa menanggalkan penyajian aslinya. Hidangan Indonesia yang autentik tidak memalukan untuk dibawa ke kancah internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai seorang pakar kuliner yang telah melanglang dunia, William Wongso masih menyayangkan kondisi diplomasi gastronomi Indonesia. Disampaikan dalam acara Gemah Ripah di Senayan City, Jakarta Pusat (9/8) ada beberapa kelemahan dari promosi hidangan Indonesia.
Baca juga: Wanita Dipenjara Gegara Curi Sayap Ayam Rp 23,5 Miliar
William W Wongso ungkap kondisi diplomasi gastronomi Indonesia yang masih lemah. Foto: IG WilliamWongso
"Makanan Indonesia itu masih jauh jika dibandingkan makanan Asia lainnya. Bisa dilihat restoran Indonesia di luar negeri itu sangat-sangat sedikit. Kita masih ketinggalan jauh dari Thailand, Vietnam, bahkan India," ujarnya.
Ini merupakan sebuah fakta yang jelas terpampang di depan mata. Bahkan di Indonesia sendiri restoran Thailand hingga Vietnam dapat ditemukan dengan mudah tanpa harus kesulitan menjangkaunya.
Menurut William Wongso ada beberapa faktor yang memengaruhi lemahnya diplomasi gastronomi Indonesia. Mulai dari warga negaranya yang tak berkelompok, nama makanan yang terlalu banyak penyesuaian, hingga kebutuhan dan kemampuan untuk memasak makanan Indonesia yang rumit.
"Bedanya orang Indonesia dengan orang dari negara lain adalah kita tidak datang secara berkelompok sebagai imigran maupun pengungsi. Berbeda dengan orang India atau negara lain yang cenderung datang dan mendirikan sebuah perkampungan sehingga lebih mudah mengenalkan makanan mereka," lanjutnya dengan tegas.
Butuh beberapa trik untuk membawa makanan Indonesia kuat bersaing di dunia. Foto: detikcom/Diah Afrilian
Selain itu orang Indonesia lebih senang memberikan penjelasan makanan Indonesia dengan cara asing, sehingga akan sulit untuk nama asli hidangan Indonesia dikenali. Misalnya gado-gado yang diubah menjadi Indonesian salad atau mixed vegetable with peanut sauce.
Padahal negara lain seperti Thailand dan Vietnam tetap mempertahankan nama asli dengan penyajian aslinya. Dapat dilihat dari populernya tom yam goong, pho, banh mi, dan masih banyak makanan dari kedua negara lainnya.
Makanan Indonesia yang identik dengan rempah dan bumbu juga sulit untuk dibuat di luar negeri. Pasalnya tidak semua rempah yang ada di Indonesia bisa didapatkan dengan mudah dan murah di luar negeri.
Secara khusus beberapa hidangan tradisional juga membutuhkan teknik dan kemampuan yang berbeda dengan menyajikan makanan khas Barat. Di luar negeri butuh biaya yang sangat besar untuk membayar pekerja jika ingin menyajikan makanan Indonesia yang sesuai dengan proses aslinya.
(dfl/odi)