Kunci Sukses Bisnis Online: Efisiensi dan Strategi Cerdas

BigSeller 2025 Indonesia E-Commerce Summit di Jakarta.(Dok. BigSeller Indonesia)

PERSAINGAN bisnis online di Indonesia kian kompetitif. Ribuan pelaku usaha berlomba menarik perhatian pembeli dengan strategi yang semakin kreatif. 

Namun, di tengah gempuran promosi dan diskon besar-besaran, tantangan terbesar justru terletak pada bagaimana tetap meraih keuntungan. Banyak pelaku bisnis yang tumbuh cepat, tapi tidak semua mampu menjaga profitabilitas.

Zhao Jun, Country Head BigSeller Indonesia, mengatakan kondisi ini menuntut pelaku usaha untuk lebih cerdas membaca tren dan perilaku konsumen. Kunci utamanya bukan hanya menjual produk, tetapi juga membangun sistem operasional yang efisien.

"Penggunaan data untuk memahami perilaku pelanggan, mengatur stok, serta menentukan harga yang kompetitif menjadi langkah penting agar bisnis tetap bertahan di tengah tekanan pasar. Selain itu, digitalisasi juga memegang peran besar dalam menjaga efisiensi," paparnya dalam ajang BigSeller 2025 Indonesia E-Commerce Summit di Jakarta.

Ia menjelaskan, otomatisasi proses penjualan, pengelolaan inventori, hingga pelayanan pelanggan dapat memangkas biaya operasional secara signifikan. Di sisi lain, membangun konten yang relevan dan autentik menjadi strategi yang tak kalah penting dalam menarik kepercayaan konsumen.

Tak kalah krusial, kolaborasi lintas platform menjadi tren baru di dunia e-commerce. Para penjual kini tidak hanya mengandalkan satu kanal penjualan. Mereka memperluas jangkauan ke berbagai platform agar dapat menjangkau segmen pasar yang berbeda. Dengan strategi yang terukur dan adaptif, pelaku bisnis dapat menyeimbangkan antara pertumbuhan dan profit.

Menurut para pelaku industri, solusi dari masalah ini tidak hanya bergantung pada peningkatan penjualan, melainkan pada efisiensi operasional. 

"Pertumbuhan sejati berasal dari operasi yang digerakkan oleh data," jelas Zhao dalam keterangan resmi.

Pendekatan berbasis data memungkinkan penjual memahami perilaku konsumen, mengelola stok dengan tepat, dan menentukan harga yang kompetitif agar bisnis tetap sehat secara finansial.

Sementara itu, CEO BigSeller, Xie Ling, menegaskan tantangan terbesar bagi banyak penjual saat ini adalah 'tumbuh tanpa profit'. Ia menambahkan, konferensi yang dihadiri lebih dari 3.000 pelaku bisnis e-commerce ini dirancang bukan hanya untuk membahas bagaimana berjualan, tapi juga bagaimana menghasilkan keuntungan.

Tak hanya itu, Amelia Tediarjo, Director of Business Strategy & Operations Lazada Indonesia membagikan tren perkembangan e-commerce di Indonesia dan pentingnya mengoptimalkan ekosistem e-commerce untuk mendukung perkembangan penjual online baru dan brand lokal Indonesia.

Berbagai fitur pendukung, mulai dari data dan wawasan, hingga fitur berbasis AI serta program insentif dan pendampingan untuk penjual baru bisa menjadi pendorong pertumbuhan bisnis bagi penjual dan brand lokal untuk berkompetisi di pasar Indonesia. 

"Penjual perlu memanfaatkan data dan fitur yang tersedia untuk membangun merek, bukan hanya menjual produk," kata Amelia.

Sementara itu, Edward Kilian Suwignyo selaku Group Head Emerging Business Blibli memaparkan bagaimana para pemilik brand bisa membuka seluruh potensi brand mereka dari segmen pelanggan premium yang ada di Blibli. 

Di sisi lain, Justine Amelia, Business Manager TikTok Shop by Tokopedia, menyoroti peran konten dalam meningkatkan konversi. Ia menjelaskan konsep Interest–Trust–Conversion sebagai siklus utama pertumbuhan. Menurutnya, dukungan terhadap live streaming dan konten berkualitas akan menjadi pembeda utama bagi penjual di masa depan.

Penyelenggaraan BigSeller 2025 Indonesia E-Commerce Summit menjadi cerminan bahwa bisnis online di Indonesia tengah bergerak menuju fase yang lebih matang. Pertumbuhan tak lagi hanya diukur dari peningkatan transaksi, melainkan dari kemampuan membangun bisnis yang efisien, berkelanjutan, dan tetap cuan di tengah persaingan yang semakin kompetitif. (E-1)