Lagi Ramai KDRT, Psikolog Ungkap Tanda Pasangan 'Red Flag' yang Wajib Diwaspadai

3 weeks ago 17
Rahasia Dari Master Ceng: Mainlah Mahjong Ways Dari Server Luar, Lebih Stabil Gampang Menang
Rahasia Sukses Master Oji Inilah Beberapa Pola Terbaik yang Membuat Anda Hoki Bermain Game Mahjong Ways
Starlight Princess x1000 : Kisah Sukses Master Lung yang Menang Puluhan Juta Karena Pola Terbaru
Ternyata Inilah Tujuan Bet 200 Dinaikkan Pada Game Mahjong Ways: Modal 50 Bisa Menang 6 Juta
Viral! Inilah Trik yang Sedang Ramai di Media Sosial yang Membuat Bandar Olympus Bocor: Pasti x1000!
Baru Lulus SMA Iseng Main Mahjong Ways: Anak Ini Langsung Jadi Jutawan
Detik-Detik Munculnya Scatter Hitam Di Mahjong Ways Terbaru : Apakah Kamu Pernah Merasakannya
Kabar Gembira Bagi Pecinta Mahjong Ways : Akan Ada Bonus Tambahan Untuk 100 Orang Pertama Login
Pesona Game Mahjong Ways di Tahun 2024 Dengan Desain Yang Menakjubkan

Jakarta -

'Red flag' berarti bendera merah, yang juga dapat dimaknai sebagai tanda berhenti. Dalam suatu hubungan, istilah red flag digunakan untuk menggambarkan kumpulan sifat atau sikap pasangan yang tidak menyenangkan atau membahayakan.

Namun, rasa cinta yang mendalam terhadap pasangan terkadang membuat seseorang tidak menyadari bahwa dirinya sedang terjebak dalam hubungan tidak sehat atau bahkan toksik.

Psikolog klinis Veronica Adesla mengatakan salah satu ciri yang menjadi tanda pasangan memiliki sifat red flag adalah pemaksa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya setiap individu memang memiliki nilai, pikiran, hingga perasaan. Ketika seseorang memaksakan pikiran hingga perasaannya terhadap orang lain, ini bisa menjadi salah satu tanda red flag dari pasangan.

"Dan memaksakan nilainya dia kepada kita bahwa kita harus berubah, itu aja sudah red flag. Nah itu yang menjadi indikator pertama dan awal untuk kita sadar nih orang apakah orang ini menghargai kita atau tidak, apakah orang ini bisa memandang kita sama berharganya dengan dia atau tidak," imbuhnya saat dihubungi detikcom, Rabu (14/8/2024).

"Kita nggak bisa memaksakan nilai kita kepada dia. Kalau memang itu tidak sesuai dengan nilai dia, kemudian punya pikirannya sendiri, punya perspektifnya sendiri juga, perlu kita hargai, kita nggak boleh memaksakan perspektif kita," imbuhnya lagi.

Veronica mengatakan meski memiliki perspektif atau penilaian yang berbeda terhadap pasangan, seseorang tetap perlu menghargainya. Tak hanya itu, seseorang juga perlu berkompromi atau membicarakan hal-hal yang mungkin menjadi perbedaan terhadap pasangannya sehingga tak perlu memaksa.

"Memaksakan kita untuk melakukan hal yang tidak kita mau lakukan itu sudah red flag banget gitu. Memaksakan kita untuk memakai baju yang kita nggak suka, memaksakan kita untuk pergi ke tempat yang kita nggak tau, nah itu adalah hal-hal yang demikian," katanya lagi.


(suc/up)

Read Entire Article