Jakarta -
Meski di usia yang tak muda lagi, tapi penjual mie legendaris di Singapura ini tidak bisa pensiun. Karena ia tidak memiliki tabungan uang untuk bertahan hidup.
Di Singapura ada banyak tempat makan dengan konsep hawker centre yang terbilang legendaris. Rata-rata para penjual makanan di sana sudah memulai bisnis mereka dari tahun 70an.
Salah satunya gerai Teck Hin Fishball Noodle yang pertama kali berdiri di tahun 1975. Kini kedai Teck Hin harus tutup sementara karena belum menemukan tempat yang cocok untuk berjualan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari STOMP (13/09), selama 49 tahun berjualan, Chen dan Wang sudah beberapa kali pindah tempat berjualan. Terakhir mereka harus pindah dari kedainya di Yishun, karena memiliki konflik dengan pemilik lahan.
Lansia Penjual Mie Ini Terpaksa Berjualan Karena Tak Punya Uang Pensiun Foto: Site News
Chen yang kini berusia 76 tahun dan Wang yang berusia 70 tahun, sebenarnya sudah masuk ke usia pensiun. Akan tetapi Chen dan Wang tidak memiliki tabungan, sehingga mereka tidak bisa pensiun dan harus tetap berjualan mie untuk bertahan hidup.
"Kedua orangtua saya itu tidak memiliki tabungan, kalau mereka berhenti berjualan mereka tidak bisa makan. Jadi mereka harus tetap bekerja," ungkap Euginia, selaku putri dari Chen dan Wang.
Chen dan Wang sempat berpikir untuk berjualan mie dari rumah mereka, tapi setelah dihitung-hitung biaya berjualan di rumah ternyata cukup tinggi di Singapura. Belum lagi luas tempat tinggal mereka yang terbatas untuk mengolah makanan.
Lansia Penjual Mie Ini Terpaksa Berjualan Karena Tak Punya Uang Pensiun Foto: Site News
"Membuat bakso ikan dan makanan sejenisnya itu butuh lahan yang besar untuk proses dan penyimpanannya. Saya sendiri menggunakan dapur saya untuk membuat kue," ungkap Euginia yang sehari-hari berjualan kue.
Sejak dulu Teck Hin Fishball Noodle memang terkenal dengan racikan mienya yang enak, serta ukuran bakso ikannya yang besar. Harga mie yang dijual Wang dan Chan juga cukup murah untuk ukuran harga makanan di Singapura yaitu dari angka SGD 4 (Rp 47.000).
Kini selama menunggu tempat baru untuk berjualan, Wang dan Chan mengisi waktu luang mereka untuk beristirahat dengan harapan bisa berjualan lagi.
(sob/odi)