Sebelumnya, dilaporkan bahwa latiao mengakibatkan anak-anak mengalami muntah, pusing, dan bahkan dilarikan ke rumah sakit. BPOM menyebut kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan (KLBKP).
"Kami menerima laporan mengenai kejadian luar biasa keracunan pangan di beberapa wilayah di Indonesia. Kasus pertama terjadi di Lampung, diikuti oleh Sukabumi, Wonosobo, Tangerang Selatan, Bandung Barat, Pamekasan, dan yang terakhir di Riau," ungkap Taruna Ikrar, dalam konferensi pers hybrid di Jakarta pada Jumat, 1 November 2024.
Taruna menjelaskan bahwa latiao adalah produk makanan olahan dari tepung dengan tekstur kenyal dan rasa pedas gurih. Jajanan ini sempat viral di media sosial dan menjadi favorit di kalangan masyarakat Tiongkok.
BPOM telah mengambil langkah cepat atas tragedi anak SD keracunan latiao dengan bekerja sama dengan pihak terkait di setiap wilayah untuk melakukan pengambilan sampel dan uji laboratorium.
Hasil uji laboratorium menunjukkan adanya masalah pada jajanan tersebut. "Kami menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus pada produk latiao. Bakteri ini menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan gejala keracunan seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah," jelas Taruna.