Ledok Sambi, Wisata Air Paket Lengkap di Yogyakarta

3 weeks ago 11

Yogyakarta -

Ledok Sambi memang tidak sepopuler Gua Pindul. Meski begitu, destinasi wisata air ini menawarkan paket wisata yang lengkap di Yogyakarta.

Ledok Sambi tidak sepopuler Taman Sari yang menyejarah atau tidak sekekinian wisata-wisata ketinggian seperti Heha Sky View atau Obelix Sunset View, apalagi wisata yang sempat viral Tebing Breksi.

Tentu saja. Bahkan penyebutannya relatif sulit ditemukan dalam hook (judul) situs pariwisata yang merilis sejumlah tempat wisata di Yogyakarta, seperti 10 destinasi wisata yogyakarta yang wajib dikunjungi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 10, 15, 25 bahkan 69 tempat wisata tersebut, sama sekali tidak menyebutkan Destinasi Ledok Sambi. Bisa jadi ini salah satu hidden gem wisata jogja yang jarang orang tahu atau tidak tertarik untuk berkunjung ke sini.

Jauh-jauh ke Jogja malah hanya main air Sungai. Namun buat saya, destinasi ini menawarkan paket lengkap wisata alam tanpa harus merenovasinya.

Adalah kakak saya, saat kami sekeluarga berkunjung ke Jogja, yang mengajak mampir ke wisata air sungai tersebut. Awalnya tidak terlalu antusias, wisata Sungai gak akan jauh berbeda dengan yang ada di Bandung, Garut, atau Sumedang.

Wisata Sungai dengan airnya yang tidak terlalu deras, disuguhi bebatuan alam, dan anak-anak bisa bermain di sana. Saat masuk ke area, selain tidak ada biaya retribusi, pintu masuknya juga betul-betul alami, hanya jalan bertangga yang dipenuhi batu-batu alami.

Lalu tampaklah Lokasi Ledok Sambi, Sungai dengan air jernih mengalir dengan bebatuan alam yang merata di sepanjangnya. Gemericik air bersahutan, saat sejumlah pengunjung anak-anak saling melempar air.

Sebagian menggunakan ban, sedangkan remaja dewasa tampak akrab bercerita di saung gazebo yang disediakan pengelola. Saung-saung ini juga gratis, selama pengunjung melakukan pemesanan makanan di kedai yang tersedia di area Ledok Sambi.

Sepanjang jalur Sungai, selain berjejer saung Gazebo di sebelah kanan, juga merimbun sejumlah pepohonan yang tampak alami, tumbuh dengan sendirinya, bukan karena didesain oleh pengelola. Walaupun cuaca sedang panas-panasnya, udara cukup sejuk, sejalur Sungai terasa sejuk.

Apalagi sambil duduk-duduk di Gazebo, tiupan angin yang menggerakan dedauan sekitar turut serta menyapu tubuh para pengunjung termasuk saya. Sementara di Selatan Gazebo, terdapat bangunan kios yang terdiri dari kedai dan minimarket.

Walaupun berada cukup di pedalaman dengan jalan kecil, jangan khawatir kehabisan uang tunai, kedai dan minimarket menerima pembayaran menggunakan pemindai kekinian alias QRIS. Sebelum mempersilakan anak-anak bermain, saya ajak terlebih dahulu mereka ngopi-alias makan camilan, sekadar antisipasi agar tidak masuk angin saat bermain air.

Saya sendiri memilih memesan kopi dan camilan pisang goreng keju dan bakwan. Sementara anak-anak lebih memilih jajan chiki dan es krim. Saya pun memesan beberapa camilan lain, untuk dibawa ke Gazebo, agar lebih leluasa menyimpan barang dan membiarkan anak-anak bermain air sepuasnya.

Saya pun turut serta turun ke Sungai membersamai anak-anak. Airnya cukup dingin, ditambah dengan sapuan angin dari berbagai arah. Sedikit menyisir terik matahari di jam 13.00.

Setelah kurang lebih 1,5 jam bermain air, benar saja, anak-anak sulit beranjak. Mereka begitu kerasan berjalan-jalan di atas air, menyusuri bebatuan, mencari air-air yang menyerupai genangan, agar mereka bisa berenang di dalamnya.

Sambil mencari bebatuan kecil, sesekali mereka lempar, sesekali ambil lagi. Untuk menyudahi permainan airnya, akhirnya saya ajak untuk bermain paint ball yang berada di sebelah Selatan.

Area utara selain terdapat area terbuka yang cocok untuk bermain bola atau berkemah, juga berjejer 10 toilet yang bersih, rapi, dan airnya yang jernih melimpah. Sedangkan sebelah selatan, selain area terbuka untuk berkemah juga terdapat kedai, minimarket, kolam perahu dayung, arena paintball.

Anak-anak sendiri lebih memilih bermain paint ball team dan paint ball terarah objek. Beberapa kali anak-anak minta isi ulang peluru. Tidak terasa, 4 jam sudah menemani anak-anak bermain.

Waktu menunjukkan pukul 17.00, matahari sudah mulai melingsir ke ufuk Barat, turut serta teriknya. Saya pun mengajak anak untuk menyudahi permainan.

Sudah tiga kali isi peluru habis. Dan sudah cukup bersenang-senang dengan alam. Kami cukup puas bermain-main di Ledok Sambi.

Salah satu Hidden Gem di daerah Kaliurang. Jauh dari hiruk pikuk kota Jogja. Selama perjalanan kami pulang dan pergi disuguhi dengan jalan-jalan perkampungan. Dan ini yang membuat kami relaks. Udara bersihnya melakukan sirkulasi secara otomatis terhadap paru-paru yang terbiasa menghirup debu dan polusi kendaraan.

Mungkin ini yang membuat warga Jogja santuy-santuy, karena alamnya kaya oksigen. Ini menjadi Impian di masa depan, akan banyak destinasi wisata yang menawarkan kekayaan alam agar oksigen mampu membersihkan paru-paru warga kota.

Bahkan menurut riset yang dilakukan oleh LAPAN tahun 2005, oksigen menjadi salah satu faktor penentu seseorang Panjang umur. Seperti warga Gili Iyang Sumenep.

Gili Iyang menjadi salah satu tempat yang memiliki kekayaan oksigen dan warganya yang Panjang umur. Hhhmmm, semoga Detik Travel bisa mewujudkan untuk menjelajah Gili Iyang, bisa merasakan atmosfer Panjang umur dan kekayaan oksigennya.

-----

Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.

(wsw/wsw)

Read Entire Article