
MANAJEMEN Lembang Park & Zoo belum bisa memastikan rencana pembukaan kembali kunjungan wisata kendati macan tutul yang sempat membuat heboh sudah tidak lagi berada di area sekitar kawasan wisata.
"Hingga sekarang kami belum bisa memastikan kapan kunjungan dibuka kembali. Kalau sudah ada keputusan, pasti akan kami informasikan," kata Humas Lembang Park & Zoo, Miftah Setiawan, Senin (8/9).
Ia menyebutkan, tim gabungan telah mengumpulkan sejumlah data dan bukti terkait pergerakan satwa itu. Berdasarkan hasil pemantauan, hewan liar tersebut terpantau bergerak menuju kaki Gunung Tangkuban Parahu.
Manajemen tidak menampik adanya kerugian dari insiden ini karena kunjungan wisata terpaksa harus ditutup selama 11 hari. Namun, pihaknya menegaskan yang terpenting adalah keseriusan dalam menangani masalah agar masyarakat tetap tenang.
"Tentu ada kerugian yang cukup signifikan. Tapi kami lebih menekankan pada komitmen, salah satunya saat libur panjang tiga hari kemarin seluruh tim fokus melakukan pencarian. Kami ingin masyarakat merasa aman dan situasi terkendali," tuturnya.
Meski kunjungan masih ditutup, manajemen memastikan seluruh satwa koleksi tetap mendapatkan perawatan penuh. Tidak ada pengurangan layanan, hanya beberapa pegawai dirumahkan sementara karena aktivitas berkurang.
"Kalau ditanya ruginya berapa, kami harus hitung dulu, yang pasti nominalnya cukup signifikan. Dan sampai 11 hari ini perawatan hewan koleksi kami tidak ada yang dikurangi," bebernya.
Pihaknya juga membantah bahwa pencarian macam tutul dihentikan, namun statusnya diubah menjadi pemantauan. Kini pihaknya menunggu informasi warga barangkali ada yang melihat keberadaan satwa tersebut bisa menginformasikan kepada hot line Lembang Park Zoo.
"Kita pastikan dengan ditemukan jejak-jejak yang memang semuanya mengarah keluar dari area Park Zoo. Karena macan tutul ini sudah diduga tidak ada, selanjutnya bagian BBKSDA untuk pelacakan di luar area Park Zoo," jelasnya.
Humas BBKSDA Jawa Barat Eri Mildranaya menyimpulkan, macan tutul diduga mengarah ke hutan Tangkuban Parahu karena berdasarkan informasi masyarakat, tidak ada yang menyebutkan mengarah ke arah selatan.
"Secara rangkaian informasi-informasi itu mulai dari Lembang Asri, kami menyasar lokasi rumah warga dan kandang ternak di sana," terang Eri.
Kemudian bukti terakhir ditemukan jejak kaki, baik di bangunan, gubuk, kemudian tapak satwa di pertanian semua mengarah ke kawasan hutan lindung.
"Kemarin hari Minggu kita rame-rame dibantu K9 dari Polda Jabar, Babinsa, semua masuk ke dalam hutan menyusur untuk memastikan bahwa macan tutul benar-benar ada di dalam. Jadi pada akhirnya kami dapat menyimpulkan dugaan bahwa macan tutul ada di dalam hutan," tandasnya. (H-2)