Macet 'Horor' di Puncak: Niat Healing Malah Pusing

2 weeks ago 12
Game Demo Mahjong Ways 2, Antara Fakta dan Mitos: Menang di Game Demo Sama Dengan Akun Terbaik
Fenomena "Beginner's Luck" di Server Thailand: Pandangan dari Master Cun
Inilah 3 Zodiak yang Akan Mendapatkan Kemenangan Beruntun di Mahjong Ways Pada Bulan Oktober Ini
Inilah Beberapa Fakta Mengejutkan Mengenai Scatter Hitam di Mahjong Ways
Mengatasi Stress Berlebihan Bersama WINJUDI: Mahjong Ways Permainan Menurunkan Tingkat Stress
Sisa Hidup Bahagia hingga Tutup Usia: Kumpulkan Dana Masa Tua Dari Mahjong Ways
Metode Terbaru Dari Komunitas Game Online Thailand: Terapkan Pola dan Jam Berikut Ini Di Semua Server! Pasti Menang?
Financial Freedom Sudah di Depan Mata: Tips dan Trik Mahjong Ways Ini Akan Merubah Hidup Anda Menjadi Kaya Raya
Jatuh Cinta Pada Kemenangan Pertama: Temukan Panduan Menang Besar di Mahjong Ways
Capek Selalu Kalah di Mahjong Ways? Cobain 5 Pola Terbaik ini Supaya Kamu Menang Terus!

Jakarta -

Niat healing malah bikin pusing. Kalimat ini mungkin bisa menggambarkan apa yang dirasakan para wisatawan yang terjebak kemacetan 'horor' di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa barat.

Bagaimana tidak, para wisatawan terjebak macet kurang lebih selama 24 jam. Pantauan detikJabar, kemacetan mulai terjadi pada Minggu (15/9/2024) pagi sekitar pukul 11.00 WIB. Kemacetan itupun berlangsung hingga Senin (16/9/2024) pagi.

Bahkan pada Minggu malam antrean kendaraan mencapai 16 kilometer dari perbatasan Cianjur-Bogor hingga ke Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang Cianjur. Namun kemacetan panjang yang berlangsung selama 24 jam itupun akhirnya selesai pada pukul 11.30 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro mengungkapkan peningkatan volume kendaraan menjadi salah satu penyebabnya. Rio menyebut volume kendaraan yang memasuki Puncak pada saat long weekend mencapai 150 ribu kendaraan. Yang mana hal ini melebihi kapasitas ruas jalan yang seharusnya 70 ribu kendaraan.

"(Penyebab macet) jumlah motor yang meningkat. Ada lonjakan jumlah motor, orang pada berwisata ke Puncak. (Jumlah kendaraan ke Puncak) ada 150 ribu, seharusnya 70 ribu maksimal," AKBP Rio Wahyu Anggoro saat dihubungi detikcom, Senin (16/9/2024).

Sejumlah pengendara mengaku terkejut dengan kemacetan 'horor' di kawasan Puncak. Ade (40), warga Cibinong Bogor mengatakan sudah mengetahui jika Jalur Puncak kerap mengalami kemacetan di akhir pekan. Namun dirinya tidak menyangka jika di momen libur panjang kali ini kemacetan sangat parah. Bahkan, Ade mengaku, sudah lebih dari 14 jam terjebak macet di Jalur Puncak.

"Biasa lewat puncak dan macet. Tapi biasanya hanya beberapa jam. Kalau sekarang saya terjebak sekitar 14 jam. Dari kemarin sore sampai pagi ini. Itupun baru sampai perbatasan Cianjur-Bogor, perjalanan masih jauh ke rumah. Tidak tahu sampai berapa lama terjebak di Puncak," kata dia.

Senada, Gilbert Natania (24), warga Jakarta mengaku, sudah terjebak macet puncak sejak pukul 18.00 WIB. Dia yang berwisata ke Cibodas tidak menyangka jika harus menginap di mobil hingga Senin pagi akibat kemacetan parah.

"Kalau saya dari jam 18.00 WIB terjebak macetnya. Mau putar arah juga sulit, karena arah ke bawah juga macet," kata dia.

Macet di Kawasan Puncak ini juga diselimuti kabar duka. Beredar postingan dinarasikan seorang wisatawan meninggal karena terjebak macet. Polisi mengungkapkan fakta yang sebenarnya bahwa korban meninggal dunia karena sakit saat berada di lokasi wisata.

"Bukan karena macet, yang bersangkutan berwisata ke gunung infonya dari keluarga kena asma dan darah tinggi," kata Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro.

Rio menjelaskan korban berinisial N (56) bersama keluarganya berwisata ke Agro Wisata Gunung Mas Puncak pada Minggu (15/9). Korban dan rombongan saat itu baru melakukan ziarah kemudian mampir untuk berwisata di Gunung Mas.

"Jadi yang bersangkutan lagi wisata ke Gunung Mas sehabis dari ziarah, bukan karena macet. Korban kemudian mengalami sesak napas," imbuhnya.

Menanggapi macet 'horor' di Kawasan Puncak, Bupati Cianjur Herman Suherman mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan rencana pembangunan jalur alternatif Puncak 2 dan Jalan Tol Puncak pascakemacetan parah yang berlangsung selama 24 jam di Jalur Puncak 1 saat momen libur panjang Maulid Nabi 2024.

"Sampai sekarang belum ada kabar lagi rencana pembangunan dua jalur alternatif. Padahal Pemkab Cianjur sudah membangun jalur existing-nya. Kami harap Puncak 2 dan Jalan Tol segera dibangun, tidak hanya wacana. Supaya tidak ada lagi kemacetan parah di puncak, karena kendaraan bisa terpecah tidak menumpuk di Jalur Puncak 1," kata Bupati Cianjur Herman Suherman, Senin (16/9/2024).

Menurut dia, kemacetan kerap menghantui Jalur Puncak setiap akhir pekan atau momen libur panjang. Hal itu disebabkan tidak adanya jalur alternatif di kawasan Puncak.

"Kawasan Puncak, baik itu Bogor ataupun Cianjur masih jadi primadona bagi warga Jabodetabek berlibur. Sudah pasti akhir pekan dan libur panjang banyak berwisata. Sayangnya tidak ada jalur alternatif, jadi semua bertumpuk di Jalur Puncak," kata dia.

Kemacetan di 'horor' di Puncak juga menjadi perhatian waganet. 'Puncak' masuk trending topic di X. Ternyata banyak warganet yang penasaran mengapa warga Jakarta senang pergi liburan ke Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Terpantau, sudah ada 17.200 lebih tweet dengan kata kunci 'Puncak'. Diikuti pula dengan keyword 'Libur' yang disematkan di lebih dari 31.800 cuitan pada Senin (16/9/2024) pukul 16.35 WIB.

Di antara tweet itu, banyak yang menyorot soal kemacetan yang terjadi di Puncak saat libur panjang ini. Bagi orang Jakarta dan sekitarnya, mungkin sudah tak aneh Puncak jadi destinasi wisata, namun ada orang-orang luar daerah yang bingung mengapa Puncak begitu populer.

"Napa sih pada seneng liburan ke puncak. Padahal liburan ke swiss masih sepi ko kalo pengen ke daerah dingin mah," canda warganet.

Di tengah rasa penasaran warganet, warganet yang lain memberikan argumen mengapa warga Jakarta senang pergi liburan ke Puncak. Salah satunya karena Puncak masih dekat dengan Jakarta.

"Paling dekat dan terjangkau ya Puncak, ke Bandung mesti bawa mobil dan biayanya mahal," pendapat @sandy**a15.

"Banyak yg pilih jalan ini buat balik ke rumah kak, ke cianjur, ke Bandung.. jadi gak semuanya pengen liburan walaupun sebagian besar emg niatnye liburan 😮💨," tutur @je**k.

Lantas, apa faktor Utama yang membuat kawasan Puncak masih digemari banyak wisatawan? Lalu, bagaimana kelanjutan rencana pembangunan kereta gantung di Puncak? Saksikan pembahasan lengkapnya hanya di program detikPagi edisi Selasa (17/9/2024).

Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.

"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"

(vrs/vrs)

Read Entire Article