Jakarta -
Seorang pakar perjalanan dan juga travel blogger, Sara Rodriguez menyarankan turis untuk tidak datang ke 4 destinasi populer ini. Di mana saja?
Sara memberikan pengalamannya terkait tempat-tempat yang tidak direkomendasikan untuk dikunjungi jika ingin berlibur dengan tenang di Eropa.
Bukan karena faktor keindahan alam atau yang lainnya, melainkan karena kepadatan wisatawan di sana, sehingga tak akan nyaman untuk berlibur di tengah kepadatan manusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah-wilayah di Eropa ini merupakan langganan wisatawan. Untuk mengakali overtourism, mereka menaikan pajak seperti di Barcelona.
Mengutip Express, Minggu (1/9/2024) menurut penelitian yang dilakukan Holidu, hasilnya menunjukkan Dubrovnik di Krosia sebagai destinasi wisata terpadat di dunia. Ibaratnya 1 penduduk berbanding dengan 30 wisatawan.
Sara memberikan pengalamannya serta menyebut empat tempat paling padat wisatawan yang tak akan ia kunjungi lagi:
1. Positano, Italia
Dianggap sebagai Pantai Amalfi di Italia Selatan, lanskap indah Positano ini sungguh mempesona dan tak terlupakan. Bangunan-bangunan berwarna di tebing yang menghadap ke Laut Tengah menjadi Positano dikenal sebagai 'vertical village'.
Walaupun menjadi desa tepi pantai yang indah, bagi Sara suasana di sana begitu sibuk.
"Meskipun tidak dapat disangkal keindahannya dengan bangunan-bangunannya yang berwarna-warni dan pemandangan tepi laut. Jalanannya sempit karena dipenuhi oleh wisatawan," katanya.
"Suasananya terasa lebih heboh daripada indah dan harga-harga di sana juga terlalu tinggi bagi wisatawan. Saya datang dengan perasaan tidak menikmati Positano yang sesungguhnya," lengkap Sara.
2. Paris, Prancis
Paris merupakan salah satu destinasi yang paling diminati di Eropa, namun Sara tak menganggap Paris sebagai tujuan perjalanannya. Menurut dia, bepergian ke Paris seperti menguras kesabarannya, terutama di Menara Eiffel dan Museum Louvre.
"Jalanan Paris yang padat dan antrean yang tidak ada habisnya di tempat-tempat wisata seperti Menara Eiffel dan Louvre menguras kesabaran saya. Saya tidak begitu menikmati suasananya, tetapi saya menunggu hanya untuk mengambil foto saja," ungkapnya.
Pernyataan itu seraya diaminkan oleh para pengguna platform TripAdvisor yang menyebut Museum Louvre dengan antrean yang tak habis pikir.
Antrean pengunjung di Piramida Louvre Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
"Seni di tempat ini gila-gilaan, tepi antreannya lebih gila lagi. Butuh dua jam untuk bisa masuk ke museum dan kemudian Anda hampir tidak bisa berjalan karena banyaknya wisatawan, harusnya pengelola mengatur ini," tulis seseorang.
Wisatawan tahun ini di Paris semakin membludak karena Olimpiade dan Paralimpiade yang diadakan di kota itu. Bahkan hal ini terjadi setelah Balai Kota Paris menaikan pajak wisatawan hingga 200% di tahun 2024.
Keputusan itu dibuat Ile de France Mobilities yang bertanggungjawab atas transportasi umum, termasuk metro dan bus dalam mengangkut lebih banyak penumpang di Olimpiade Paris 2024.
3. Mykonos, Yunani
Periode ramainya wisatawan ke Yunani adalah saat Paskah Yunani (April) hingga akhir Oktober dengan puncaknya pada pertengahan Juli hingga Agustus. Selama periode ini Mykonos menarik berbagai wisatawan baik tua maupun muda.
Pengunjung membayar premi untuk menginap di Pulau Yunani yang indah ini dan jauh lebih mahal daripada destinasi terdekat seperti Syros. Namun menurut Sara, keramaian itu tidak membuatnya nyaman.
"Ketika akhirnya saya pergi ke pulau itu, saya pikir itu akan menjadi surga yang tenang. Meskipun pulau itu sangat indah, saya merasa bahwa pengunjung pesta dan wisatawan yang mabuk lebih menyukai tempat itu, restorannya mahal dan juga pantainya ramai," sebut Sara.
4. Amsterdam, Belanda
Ibu kota Belanda ini telah berjuang mengatasi kelebihan wisatawan dalam beberapa tahun terakhir dan bahkan telah meluncurkan kampanye untuk mencegah pesta bujang di sana.
Amsterdam terkenal dengan budaya yang semarak, sejarah yang kaya, dan kanal-kanal yang indah dari abad ke-17 yang telah berkembang menjadi salah satu lanskap perkotaan paling unik di dunia.
Red Light District di Amsterdam Foto: Getty Images/Hollandfoto
Jumlah pengunjungnya yang banyak membuat kota ini begitu sibuk, mengingat kota ini hanya seperdelapannya dibandingkan Kota London. Amsterdam menyambut 15,1 juta pengunjung per hari pada tahun lalu.
Sara menyampaikan pengalamannya yang disayangkan karena jalanan pusat kota yang terlalu ramai.
"Pusat kota dipenuhi dengan orang-orang berpesta yang gaduh sambil bersepeda di jalanan yang padat. Museum-museum juga sangat padat dan untuk reservasi restoran pun sulit," jelas Sara.
(wsw/wsw)