Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Game Developer eXchange (IGDX), ajang tahunan yang mempertemukan ratusan pengembang lokal dengan penerbit, investor, dan media global, resmi digelar mulai 9 sampai 11 Oktober 2025 di Bali.
Salah satu game yang menjadi sorotan di IGDX 2025 adalah 'Mocchi Mitten Bubble Revenge', hasil garapan anak berusia 13 tahun bernama Adelia Misha.
Remaja yang masih duduk di bangku kelas I SMP ini telah melahirkan tiga karya game. Dalam IGDX 2025, Misha memperkenalkan salah satu game buatannya 'Mocchi Mitten Bubble Revenge'.
Mengutip laman Mocchimitten.itch.io, Minggu (12/10/2025), game ini menceritakan sosok kucing bernama Mocchimitten yang dirasuki kekuatan gelembung. Dalam game ini pemain harus menghancurkan Meowsquito (kucing jahat) dengan kekuatan gelembung.
Cara bermain Mocchi Mitten Bubble Revenge terbilang mudah, kamu cukup klik mouse dengan cepat di layar untuk menyemprotkan gelembung ke Meowsquito. Waspada dengan stamina dan awasi ratu Meowsquito.
Game Jadi Penghubung Karya Anak Muda Indonesia ke Pasar Global
Dalam ajang IDGX 2025, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, menyampaikan bahwa game bisa menjadi jembatan yang menghubungkan karya anak muda Indonesia ke pasar global.
"Game kini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan karya generasi muda Indonesia ke pasar global," kata Meutya.
Di tengah ketatnya persaingan industri game global, Meutya mengajak para generasi muda untuk berpikir kreatif, berinovasi, dan bekerja keras dalam melahirkan karya-karya game berkualitas.
Menurut Meutya, dengan semangat generasi muda untuk berkarya, Indonesia akan menjadi pusat industri kreatif digital di kawasan Asia Tenggara.
"Generasi muda atau Gen Z menjadi faktor penting mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri kreatif digital di kawasan ASEAN, tempat berkumpulnya talenta, teknologi, dan investasi untuk menghasilkan karya-karya berkelas dunia," tuturnya.
Game Buatan Indonesia Bersaing di Pasar Global
Meutya menegaskan pemerintah akan terus mendukung ekosistem game nasional melalui rangkaian kegiatan IGDX dan platform Garuda Spark Innovation Hub yang baru saja diluncurkan di Kota Bandung dan Jakarta.
"Kami mengajak seluruh pengembang game untuk menjadi bagian dari Garuda Spark Innovation Hub yang akan menghubungkan seluruh pemangku kepentingan industri kreatif digital dalam satu wadah," tuturnya.
Sementara Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Shafiq Husein menilai kualitas game karya pengembang lokal kini telah mampu bersaing di pasar global, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
"Para peserta pameran di sini, bahkan dari tingkat pelajar pun sudah dapat bersaing dengan pasar global, khususnya pasar Asia Tenggara. Hal ini terbukti dengan tiga game asal Indonesia yang meraih penghargaan di Kuala Lumpur, Malaysia," ungkapnya.
Ia menyebut, dari lima kategori, tiga di antaranya dimenangkan oleh Indonesia.
"Itu merupakan bukti bahwa kita sudah sangat siap dari segi kualitas dan industri, hanya perlu sedikit dorongan lagi dari para pemangku kepentingan agar semakin matang," ujar Shafiq.