Mengenal Tumor Hipofisis di Dasar Otak, Definisi, Gejala, hingga Penanganannya

1 month ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian masyarakat belum mengenal istilah tumor hipofisis. Tak heran, tumor hipofisis dinilai sebagai salah satu jenis tumor yang sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup.

Menurut ahli bedah saraf, Prof. Julius July, tumor hipofisis adalah pertumbuhan abnormal yang terjadi pada kelenjar hipofisis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berperan penting dalam mengatur berbagai hormon yang memengaruhi banyak fungsi tubuh, mulai dari pertumbuhan hingga metabolisme.

“Tumor ini bisa bersifat jinak atau ganas, tetapi sebagian besar kasus adalah tumor jinak yang tidak menyebar ke bagian lain dari tubuh,” jelas dokter dari RS Siloam Lippo Village Karawaci itu dalam keterangan pers, Senin (4/11/2024).

Julius menambahkan, faktor risiko yang dapat berkontribusi pada perkembangan tumor hipofisis meliputi usia dan jenis kelamin. Tumor ini lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia antara 30 hingga 50 tahun, yang merupakan kelompok usia paling rentan. Terdapat faktor-faktor hormonal yang berperan dalam meningkatkan risiko pada kelompok usia ini.

Selain itu, wanita cenderung lebih rentan terhadap tumor hipofisis dibandingkan pria. Meskipun kondisi ini dapat terjadi pada kedua jenis kelamin, perbedaan ini menandakan adanya pengaruh hormonal yang mungkin berkontribusi terhadap perkembangan tumor. Memahami faktor risiko ini dapat membantu dalam deteksi dan penanganan yang lebih baik.

Nanocar, Mobil Superkecil Pembawa Obat Tumor ke Sel Darah

Apa Saja Gejala Tumor Hipofisis?

Gejala yang dialami pasien dengan tumor hipofisis bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Salah satu gejala yang paling umum adalah gangguan penglihatan, terutama kebutaan periferal, yang terjadi akibat tekanan tumor pada saraf optik.

Sakit kepala juga merupakan keluhan yang sering disampaikan dan sering kali menjadi gejala awal yang dihadapi pasien.

Selain itu, pasien sering melaporkan perubahan hormonal yang dapat menyebabkan gejala seperti menstruasi yang tidak teratur pada wanita dan penambahan berat badan.

Keseimbangan hormonal tubuh yang terpengaruh bisa berdampak serius pada kesehatan. Misalnya, kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan kondisi akromegali, sedangkan kekurangan hormon tertentu dapat menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh yang vital, seperti metabolisme dan pertumbuhan.

Berapa Prevalensi Tumor Hipofisis?

Tumor hipofisis cukup umum, mewakili sekitar 10-15 persen dari semua tumor otak. Meskipun dapat memengaruhi pria dan wanita, prevalensi lebih tinggi ditemukan pada wanita, khususnya dalam kelompok usia dewasa.

Pengetahuan tentang prevalensi ini dapat membantu dalam diagnosis lebih awal dan pengobatan yang tepat.

Proses diagnosis tumor hipofisis melibatkan beberapa langkah penting. Pertama, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar hormon, yang dapat menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal.

Selanjutnya, pencitraan otak seperti MRI atau CT scan dilakukan untuk menilai keberadaan dan ukuran tumor.

Evaluasi penglihatan juga penting untuk menentukan dampak tumor pada saraf optik. Proses ini memastikan diagnosis yang akurat dan pemilihan metode penanganan yang tepat.

Apa Bedanya Tumor Hipofisis dengan Tumor Lain di Otak?

Membedakan tumor hipofisis dari tumor lain di otak dilakukan melalui pencitraan dan analisis histopatologis.

Dokter akan memerhatikan lokasi, ukuran, dan karakteristik tumor dalam gambar MRI atau CT scan, yang biasanya memiliki ciri khas tertentu. Analisis jaringan juga diperlukan untuk memastikan diagnosis yang tepat.

Bagaimana Tatalaksana Tumor Hipofisis?

Tatalaksana tumor hipofisis dapat dilakukan melalui pendekatan pembedahan dan non-pembedahan.

Pembedahan sering kali diperlukan untuk mengangkat tumor, terutama jika tumor menyebabkan gejala yang signifikan atau memiliki potensi untuk menjadi ganas.

Pendekatan non-pembedahan, seperti terapi hormon dan radiasi, juga dapat dipertimbangkan, tergantung pada kondisi spesifik pasien dan sifat tumor.

Inovasi Penanganan Tumor Hipofisis

Dalam keterangan yang sama, dokter spesialis telinga hidung dan tenggorokan (THT) RS Siloam Lippo Village Karawaci, Michael mengatakan, salah satu inovasi terbaru dalam penanganan tumor hipofisis adalah Endoscopic Endonasal Transphenoidal Surgery (EETS).

Ini adalah pembedahan minimal invasif yang dilakukan melalui hidung dan sinus. Metode ini memungkinkan akses yang lebih mudah ke tumor dengan risiko yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat.

Prosedur ini mengurangi trauma pada jaringan sekitarnya dan sering kali memberikan hasil yang lebih baik bagi pasien.

Dalam prosedur EETS, dokter spesialis THT memegang peran krusial. Mereka bertanggung jawab untuk mempersiapkan jalur akses melalui hidung dan sinus serta membantu dalam visualisasi area tumor. “Kolaborasi antara dokter spesialis bedah saraf dan THT sangat penting untuk keberhasilan prosedur ini, memastikan bahwa tumor dapat diangkat dengan risiko minimal bagi pasien,” jelas Michael.

“Kolaborasi antara tim dokter multidisiplin, termasuk spesialis neurologi, endokrinologi, bedah saraf, dan THT, sangat penting dalam manajemen pasien tumor hipofisis. Setiap spesialis membawa keahlian unik yang mendukung diagnosis dan perawatan menyeluruh, memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan terbaik yang dapat meningkatkan hasil kesehatan mereka,” tambahnya.

EETS memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pembedahan konvensional. Salah satu keunggulan utamanya adalah risiko yang lebih rendah.

Dengan metode minimal invasif ini, kemungkinan kerusakan pada jaringan di sekitar tumor lebih kecil, yang pada gilirannya mengurangi komplikasi pasca operasi. Selain itu, waktu pemulihan pasien juga lebih cepat, memungkinkan mereka kembali ke aktivitas normal dalam waktu yang lebih singkat. Nyeri pasca operasi juga umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan prosedur konvensional.