Jakarta -
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan ke level yang lebih rendah. Hal itu berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis akhir Agustus lalu.
Hal itu disampaikan Muhadjir dalam acara Penyerahan Piala Penghargaan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Paritrana Award) Tahun 2024 di Ballroom Plaza BP Jamsostek, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2024).
Turunnya jumlah masyarakat kelas menengah, kata dia, bukan menurun karena naik kategori yang di atasnya. Melainkan turun ke kategori kelas di bawahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Badan Pusat Statistik telah melansir bahwa angka kelas menengah kita turun. Bukan itu saja, tapi turunnya ini atau berkurangnya ini bukan naik, karena angka kelas atas kita juga turun," jelas Muhadjir di lokasi.
"Jadi bisa dipastikan bahwa kelas menengah ini turun ke level yang lebih rendah yaitu inspiring middle class, yaitu kelas menuju kelas menengah. Jadi bukan naik menjadi kelas atas," sambung dia.
Kendati begitu, Muhadjir menuturkan penurunan jumlah itu tidak terjun bebas sampai kepada kelas yang paling bawah. Sebab, kata dia, angka kemiskinan di Indonesia juga turun sebesar 0,5.
"Kemarin sudah kami laporkan juga kepada Bapak Wakil Presiden, juga kepada Bapak Presiden bahwa angka kemiskinan kita tahun 2024 ini mengalami penurunan sekarang berada di dalam posisi 9,3 dari yang semula adalah 9,8," ungkapnya.
Begitu pula, lanjutnya, dengan angka kemiskinan ekstrem yang telah turun menjadi0,8 persen. Karena itu dia memastikan masyarakat kelas menengah tidak turun sampai kepada kelas yang lebih bawah.
Sehingga dia menyebut yang terjadi yakni penumpukan pada zona inspiring middle class dan tetap perlu diwaspadai.
"Karena itu kita di samping bersyukur juga harus masih waspada dan perlu kerja lebih keras lagi," pungkas Muhadjir.
(ond/knv)