Jakarta -
PT Anugrah Neo Energy Materials (ANEM) melakukan peletakan batu pertama proyek High-Pressure Acid Leaching (HPAL) yang berlokasi di Kawasan Industri Neo Energy Morowali (NEMIE). Proyek ini bertujuan untuk merevolusi industri pengolahan nikel di Indonesia dengan memanfaatkan energi terbarukan.
Komisaris Utama ANEM, Joseph Hong mengatakan proyek ini juga bertujuan untuk mendukung permintaan global yang terus meningkat akan solusi energi berkelanjutan, khususnya di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
"Proyek HPAL ANEM adalah wujud nyata komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan. Proyek ini akan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan, sejalan dengan upaya nasional dan global untuk mengurangi emisi karbon serta mempromosikan inisiatif energi hijau," kata Joseph dalam keterangan tertulis, Minggu (15/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proyek HPAL ANEM diharapkan dapat berperan besar dalam transisi menuju ekonomi hijau di Indonesia. Penggunaan energi hijau untuk produksi nikel tidak hanya akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar kendaraan listrik global, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon nasional.
"Keputusan kami untuk sepenuhnya mengadopsi energi terbarukan merupakan bagian dari dedikasi kami terhadap masa depan yang lebih berkelanjutan. Kami bangga dapat mengambil langkah penting ini dalam transisi energi di Indonesia, terutama di industri penting seperti produksi nikel," ujar Joseph.
Proyek HPAL diharapkan akan mulai beroperasi dalam dua tahun ini sehingga akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok global utama nikel ramah lingkungan, terutama untuk produksi baterai kendaraan listrik. Seiring dengan meningkatnya permintaan kendaraan listrik, ANEM mengaku siap memasok produk nikel berkualitas tinggi dan berkelanjutan yang memenuhi standar internasional.
"Proyek kami akan memenuhi permintaan global yang terus meningkat akan nikel, terutama di pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat. Kami sangat antusias untuk berkontribusi pada ekonomi hijau Indonesia dan meningkatkan posisinya di panggung global," ucap Joseph.
Selain dampak lingkungan, ANEM juga berfokus pada penciptaan manfaat bagi masyarakat lokal. Perusahaan telah meluncurkan program Pengembangan Sumber Daya Manusia (HRD) yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal di Morowali untuk memastikan mereka dapat berpartisipasi aktif dan berkembang dalam industri ini.
"Inisiatif Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) ANEM meliputi beasiswa pendidikan dan pelatihan teknis, dengan fokus pada pertumbuhan berkelanjutan jangka panjang. Melalui program pelatihan lokal, kami memberdayakan masyarakat dengan keterampilan dan peluang yang dibutuhkan untuk membangun karier di sektor energi dan mineral," tutur Joseph.
Upacara peletakan batu pertama dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, serta Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya proyek ini bagi pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia.
(aid/das)