
PEMERINTAH Kabupaten Bekasi mendukung usulan untuk segera merealisasikan pengembangan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) ke wilayahnya. Pasalnya, Kabupaten Bekasi memiliki kawasan industri terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah pekerja yang sangat besar.
Karena itu, keberadaan transportasi publik yang aman, nyaman, dan terkoneksi dengan wilayah sekitar dinilai sangat penting untuk menunjang mobilitas para pekerja dan masyarakat.
"Usulan ini memang sudah mendesak. Kabupaten Bekasi punya kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara sehingga membutuhkan transportasi yang nyaman dan bisa terkoneksi," ujar Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi Ida Farida usai mengikuti Rapat Koordinasi Usulan BRT Trans Jabodetabek rute Jakarta-Cikarang Raya yang digelar di Function Room Jababeka Golf & Country Club, Cikarang Timur, yang dikutip dari siaran pers, Selasa (9/9/2025).
Ida mengatakan, ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat masih sangat tinggi. Pola mobilitas itu tidak hanya menambah beban lalu lintas di jalan tol dan arteri, tetapi juga berkontribusi terhadap tingkat kemacetan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
"Oleh karena itu, BRT Trans Jabodetabek dinilai sebagai salah satu solusi strategis dalam mendukung pergerakan masyarakat secara lebih efisien. Kemacetan bisa saja berkurang jika transportasi umum yang dihadirkan telah nyaman untuk digunakan masyarakat," tambahnya.
Lebih lanjut, Plh Sekda menegaskan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah lainnya di wilayah aglomerasi Jabodetabek dan akan terus memberikan dukungan penuh, baik dari sisi perencanaan, sinkronisasi program, maupun fasilitasi teknis, hingga usulan BRT Jakarta-Cikarang Raya dapat benar-benar terealisasi.
"Pemkab Bekasi, provinsi, pusat, pihak Jababeka Infrastruktur akan terus berkolaborasi agar pelaksanaan BRT Trans Jabodetabek bisa segera terlaksana," katanya.
Pada rapat tersebut, turut hadir Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Kementerian Perhubungan, Direktur Politeknik Transportasi Darat Indonesia STTD, General Manager Strategy Operation PT Jababeka Infrastruktur, serta unsur akademisi. (H-2)