Jakarta -
Minuman soda merek Coca-Cola dikonsumsi di seluruh dunia, tapi ada negara terbesar pengonsumsinya. Per tahun, rata-rata penduduk di sana mengonsumsi 821.2 liter Coca-Cola! Jumlah ini hampir 32 kali lipat dari angka konsumsi global rata-rata.
Negara terbesar pengonsumsi Coca-Cola adalah Chiapas, sebuah negara bagian di Meksiko. Mengutip Oddity Central (14/8/2024), rata-rata penduduk di sini mengonsumsi sekitar 2.2 liter Coca-Cola per hari.
Coca-Cola bahkan lebih disukai dibanding air putih dan minuman lain. Di sana, Coca-Cola dijual dan diiklankan dimana-mana. Harganya juga hampir mirip murahnya dengan air putih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan penduduk Chiapas tidak mengonsumsi Coca-Cola sebagai minuman nikmat sesekali, tetapi cara untuk membuat mereka terhidrasi sepanjang hari. Banyak orang pun tak tahu kalau mereka sudah kecanduan.
Coca-Cola sudah ada di Chiapas sekitar tahun 1960an. Minuman soda ini bahkan begitu tertanam dalam budaya lokal dan bahkan dalam praktik keagamaan setempat, sehingga orang tidak dapat membayangkan hidup mereka tanpa Coca-Cola.
Konsumsi tahunan Coca-Cola per kapita rata-rata di Meksiko adalah 160 liter. Angka ini jauh lebih tinggi daripada di AS (100 liter per kapita) dan jauh melampaui rata-rata konsumsi global tahunan yaitu 25 liter per kapita.
Konsumsi tahunan Coca-Cola per kapita rata-rata di Meksiko adalah 160 liter. Ilustrasi Foto: Agung Pambudhy
Namun, sebuah studi tahun 2019 oleh Chiapas and Southern Border Multidisipliner Research Center (CIMSUR) mengungkap negara bagian paling selatan di Meksiko itulah yang membuat angka konsumsi negara tinggi. Penduduk Chiapas minum rata-rata 821,25 liter soda per orang per tahun. Jumlah ini hampir 16 liter per orang per minggu atau 2,2 liter per hari!
Lantas bagaimana awalnya Coca-Cola bisa sangat populer di Chiapas? Dahulu para pemimpin agama setempat yang didukung oleh negara Meksiko mulai mengambil alih konsesi untuk distribusi minuman ringan seperti Coke dan Pepsi.
Para pemimpin agama yang sama ini mulai mengganti air untuk ritual suci dengan minuman manis berupa Coca-Cola. Akhirnya minuman soda ini menjadi simbol kekuatan spiritual sekaligus ramuan penyembuhan ajaib.
Kondisi semakin memburuk ketika Coca-Cola membuka pabrik produksi di luar kota San Cristóbal de las Casas. Minuman ini tidak hanya menjadi jauh lebih murah untuk dibeli, tetapi pemasarannya juga menjadi jauh lebih agresif.
Lebih buruk lagi, pabrik tersebut telah memiliki kontrak jangka panjang untuk menggunakan 300.000 galon air per hari, meskipun banyak penduduk setempat hanya memiliki akses ke air minum beberapa kali seminggu.
Penduduk di Chiapas banyak mengonsumsi Coca-Cola, termasuk anak kecil. Foto: The Daily Meal
Marcos Arana, seorang dokter dari Chiapas, mengatakan kepada The Guardian bahwa kecanduan Coca-Cola sangat kuat di negara bagian Meksiko karena dimulai sejak usia dini. Data menunjukkan bahwa 15% anak-anak setempat berusia satu atau dua tahun secara teratur mengonsumsi minuman ringan, begitu pula 3% bayi di bawah enam bulan.
Akibat hal ini, diabetes menjadi penyebab sekitar 3.000 kematian per tahun di Chiapas. Kasus ini menjadi penyebab kematian paling umum kedua di negara bagian tersebut. Konsumsi Coca-Cola juga membuat kerusakan gigi pada anak-anak dan orang dewasa.
Namun sayangnya, masalah kesehatan yang serius ini tidak cukup untuk membuat orang berhenti minum Coca-Cola. Beberapa orang percaya bahwa membuat orang Chiapas menghentikan minuman ikonik itu mungkin merupakan misi yang mustahil.
Jaime Page Pliego, penulis studi Cimsur yang mengungkap betapa kecanduannya Chiapas terhadap Coca-Cola mengatakan bahwa beberapa penderita diabetes terus minum minuman ringan itu. Padahal mereka sepenuhnya menyadari risikonya.
(adr/odi)