Nusantara -
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi biaya pengadaan tiga moda transportasi, yakni MRT, LRT, dan Autonomous rail transit (ART). Dari ketiga tersebut, Budi menyebut yang paling murah adalah ART atau kereta tanpa rel.
Mulanya, Budi menjelaskan bukan tidak mungkin ART tersebut juga ada di kota-kota lain, seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang, Medan, hingga Makassar. Memang saat ini transportasi tersebut hanya di IKN.
"Bahkan Pak Presiden (Jokowi) yang memiliki ide. Ini bagus loh kalau tidak hanya di IKN. Bahkan di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan, Makassar," kata Budi saat ditemui usai penurunan bendera di IKN, Sabtu (17/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia bilang pihaknya telah berdiskusi terkait hal itu dengan pihak produsen, CRRC China. Dibandingkan dengan moda transportasi lain, biaya produksi kereta tanpa rel terbilang cukup murah, yakni Rp 750 juta per rangkaian tanpa harus menyiapkan infrastruktur penunjang.
Hal tersebut berbeda dengan dengan MRT dan LRT. Budi menyebut biaya untuk bangun MRT sebesar Rp 1,5 triliun per kilometer dan untuk LRT sebesar Rp 750 miliar per kilometer. Untuk itu, bukan tidak mungkin moda transportasin tersebut melintas di kota-kota lain.
"Tadi saya bicara dengan teman-teman dari China kemungkinan-kemungkinan itu, kita lagi akan belajar. Mestinya ini satu kereta yang relatif tidak mahal. Satu trainset itu Rp 750 juta tanpa harus menyiapkan infrastruktur. Kalau MRT itu Rp1,5 triliun. Kalau LRT itu Rp 750 miliar," jelasnya.
Untuk di IKN, Budi berencana akan menambah rangkaian. Namun, dia tidak menyebut rinci jumlahnya. Saat ini IKN baru mempunyai dua rangkaian, satu rangkaian untuk cadangan.
"Kalau yang di sini pasti. Ini ada dua rangkaian, satu rangkaian back-up," imbuhnya.
(hns/hns)