Jakarta -
Muncul wacana rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pertemuan itu dinilai akan menjadi jembatan komunikasi politik antara keduanya.
"Rencana pertemuan Prabowo dan Megawati bisa menjadi jembatan komunikasi politik yang efektif untuk melancarkan transisi pemerintahan baru. Sejak awal, Prabowo dan Megawati relatif tidak memiliki hambatan komunikasi apapun," ucap Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam, Selasa (10/9/2024).
Menurut Umam, jika pertemuan itu dilaksanakan, maka akan ada negosiasi termasuk kompromi politik di antara keduanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika rencana pertemuan berhasil dilaksanakan, langkah ini akan menjadi ruang negosiasi dan sekaligus kompromi kepentingan ekonomi-politik di antara kedua tokoh tersebut," ujarnya.
Menurutnya, salah satu hal yang mungkin dibahas adalah soal kursi di kabinet Prabowo. Dia mengatakan Prabowo mungkin akan menawarkan jatah kursi menteri untuk PDIP meskipun keduanya berbeda kubu saat Pilpres kemarin.
"Kemungkinan besar Prabowo akan menawarkan jatah kursi menteri kepada Megawati. Namun, belajar dari sikap politik Mega ketika kalah dalam Pilpres 2004 dan 2009, besar kemungkinan Megawati tidak akan mengambilnya," ujarnya.
Menurut Umam, kemungkinan Megawati tak akan menerima kursi menteri, melihat dari adanya gejolak dari kader PDIP soal wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming, yang sebelumnya jadi kader PDIP.
"Terlebih lagi ada resistensi politik oleh keberadaan Gibran sebagai wakil presidennya Prabowo. Namun, kemungkinan diterimanya tawaran kursi menteri oleh PDIP masih tetap terbuka, seiring dengan kemampuan dan kegigihan kader-kader PDIP untuk meyakinkan Megawati, khususnya mengingat kebutuhan perlindungan hukum (legal protection) pasca tidak berada di lingkar kekuasaan," ujarnya.
Selain itu, jika pertemuan itu terjadi, Umam menilai pertemuan itu menjadi strategi dari Prabowo agar tidak tergantung terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Khususnya jika isu Jokowi atau Gibran, yang merupakan putra Jokowi, akan memimpin Golkar terjadi.
"Potensi naiknya klan Jokowi dalam kepemimpinan Golkar, berpotensi menjadi ancaman bagi Prabowo yang memiliki kekuatan politik lebih kecil dibanding Golkar di dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM)," ujarnya.
"Karena itu, strategi pendekatan dan kemauan untuk membuka komunikasi antara Prabowo dan Megawati ini, bisa menjadi peringatan politik (political warning) kepada Jokowi, agar tidak mengontrol atau mengintervensi lebih jauh arah kekuasaan baru di bawah kepemimpinan Prabowo nantinya," katanya.
Kemungkinan Bertemu Sebelum Pelantikan
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyampaikan, presiden terpilih sekaligus Ketum Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri saling memberi salam hormat. Muzani mengatakan pertemuan Prabowo dan Megawati akan segera terjadi.
"Insyaallah akan terjadi (pertemuan Prabowo-Megawati)," kata Muzani di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9).
Muzani hanya tertawa saat ditanya pertemuan Prabowo dan Megawati sudah terjadi. Namun Muzani menegaskan pertemuan Prabowo dan Megawati akan terjadi sebelum pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2024.
"Pokoknya insyaallah akan terjadi sebelum pelantikan," ujar Muzani.
(aik/jbr)