Jakarta -
Presiden Terpilih Prabowo Subianto punya cita-cita besar untuk membangun Giant Sea Wall atau Tanggul Laut Raksasa. Dalam rencana besarnya, infrastruktur ini akan membentang dari Jakarta sampai dengan Gresik, Jawa Timur.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya dulu telah merealisasikan proyek serupa yakni tanggul raksasa di pesisir Jakarta atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Ia menjelaskan, giant sea wall NCICD memiliki prioritas membangun Jakarta Utara terlebih dahulu, termasuk dengan memperbaiki sistem sanitasi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PUPR juga telah memiliki desain dan data untuk pembangunan giant sea wall. Berkaca pada hal tersebut, Basuki menyatakan kesiapannya untuk membantu realisasi giant sea wall di pemerintahan berikutnya melalui data tersebut.
"Kalau dengan pemerintahan baru (mau membangun hingga Gresik), kan beliau harus memutuskan. Tapi kami sudah siap dengan datanya, pembagian kedalaman lautnya sudah kita penuhi," kata Basuki, ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/9/2024).
Proyek NCICD sendiri hingga saat ini belum terealisasi sepenuhnya. Padahal proyek ini diproyeksikan mampu membantu mengendalikan banjir rob. Proyek ini didesain dengan menggandeng sejumlah pihak asing, dengan estimasi biaya senilai Rp 90 triliun.
"Kami desainnya itu sudah dengan Korea dan Belanda, dari Bekasi sampai Tangerang. Kira-kira (anggaran pembangunan) Rp 90 triliun," ujarnya.
Selain pembangunan tanggul laut raksasa, Basuki menilai, perlu juga diiringi dengan proyek-proyek sanitasi dalam rangka mengatasi banjir rob di pesisir Pulau Jawa.
Menurutnya, sistem sanitasi di sebagian wilayah pantai utara (Pantura) Jawa langsung disalurkan ke sungai sehingga limbah bisa langsung mengalir ke wilayah pantai dan tertahan giant sea wall.
"Kalau sungai-sungai kecil tertahan dengan ini (giant sea wall), kalau sanitasi nggak bagus, (Pantura) jadi septic tank," kata dia.
"Jadi giant sea wall kalau menurut konsep NCICD, itu adalah environment program mediation untuk mengatasi penurunan tanah di Jakarta melalui pengadaan air dari (Bendungan) Jatiluhur dan Karian, lalu menyetop pemanfaatan air tanah, memperbaiki sanitasi, lalu bikin giant sea wall," sambungnya.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Giant Sea Wall menjadi satu proyek baru yang diharapkan oleh Prabowo untuk dapat segera dimulai.
"Pak Prabowo ingin membangun Tanggul Laut dari Jakarta sampai Gresik di Jawa Timur. Dan program ini tidak bisa dalam 5 tahun, mungkin tidak bisa dalam 10 tahun, mungkin harus baru bisa 20 tahun," dalam acara APEC BAC Indonesia: Optimisme dan Peluang Dunia Usaha dalam Menyongsong Pemerintahan Prabowo-Gibran di Hutan Kota by Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (31/8/2024).
Proyek ini memiliki urgensi tinggi untuk segera dibangun lantaran permukaan air laut terus mengalami kenaikan, sementara proses pembangunannya sendiri membutuhkan waktu yang cukup lama. Inti dari proyek ini ialah untuk melindungi pesisir utara Pulau Jawa.
Hashim menjelaskan, konsep tanggul laut diinisiasi sejak tahun 1994 oleh Bappenas mulanya sebagai solusi untuk menyelamatkan pesisir utara Jakarta. Namun Prabowo sendiri melihat bahwa urgensi pembangunan tanggul laut tidak hanya dirasakan di utara Jakarta, tetapi juga di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa.
"Tapi ada apa, selama 10 tahun tidak ada kemajuan. Pak Prabowo ingin membangun Tanggul Laut Raksasa segera. Karena masalah yang dihadapi bukan hanya Jakarta saja, tapi seluruh pantai utara Pulau Jawa dengan mengancam tanah-tanah yang subur. Kita perkirakan bisa 40% sawah, lahan bisa tenggelam kalau kita tidak segera melindungi," paparnya.
Hashim menambahkan ke depan pengembangan program akan dilakukan program gabungan seperti partnership hingga kemitraan antara pemerintah dan swasta. Kesempatan itu juga dibuka tidak hanya untuk pihak swasta lokal tetapi juga asing.
(kil/kil)