Jakarta -
Ribuan pegawai bank India keluar dari pekerjaannya karena berbagai sebab. Bank-bank di India telah berekspansi ke wilayah dan bisnis baru yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi.
Dikutip dari Straits Times, Kamis (15/8/2024), tekanan yang diberikan perusahaan untuk hal tersebut telah memberikan dampak yang mengkhawatirkan, yakni tingkat tingkat gesekan terburuk di bagi para bankir.
Pertumbuhan ekonomi di India memudahkan beberapa bankir pemula untuk mencari tambahan gaji dengan berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Namun, ada juga yang mengeluh bahwa berhenti adalah satu-satunya pilihan mereka untuk maju, mengingat sedikitnya pelatihan dan peluang untuk tumbuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gaji bankir telah meningkat secara dramatis di India untuk jabatan-jabatan senior mendekati angka di Hong Kong dan Singapura. Namun, gaji karyawan tingkat paling bawah masih tetap rendah. Hal ini memicu kesenjangan yang semakin besar antara kelompok kaya dan miskin di negara ini.
Secara lebih luas, karyawan junior mengatakan bahwa para manajer tidak mempunyai kemampuan untuk mempersiapkan karyawannya menghadapi tantangan sistem keuangan di India saat ini.
Ratusan juta orang telah membuka rekening bank pertama mereka dalam satu dekade terakhir saja, dan banyak bank telah mendiversifikasi portofolio mereka dengan cara yang tidak dapat diduga dalam sejarah modern India ketika negara ini tertutup dari investor.
Kekuatan-kekuatan ini telah menyebabkan persaingan yang ketat antara bank tradisional, perusahaan fintech modern, dan pemberi pinjaman bayangan. Seiring dengan semakin luasnya peluang investasi di India, pertumbuhan simpanan di bank kini lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kredit yang berarti perusahaan-perusahaan berjuang untuk mendapatkan nasabah di bidang yang jauh lebih padat.
Salah satu pendiri Xpheno yang berbasis di Bengaluru, Kamal Karanth mengatakan, banyak investor tidak melihat apa-apa selain keuntungan bagi India. Mereka mengharapkan bank melakukan apapun untuk mendatangkan bisnis. Hal ini sering kali membebani staf muda dan mengarah pada pergesekan yang lebih tinggi antara karyawan dan institusi.
"Tim penjualan adalah yang paling terkena dampaknya," katanya.
"Staf lini depan harus menjual produk perusahaan secara agresif, dan akhirnya menghadapi kondisi kerja yang sulit dan kemarahan konsumen," sambungnya.
Gubernur Reserve Bank of India (RBI), Shaktikanta Das mengatakan pada Oktober 2023 bahwa bank sentral sedang mengamati tingkat gesekan dengan cermat dan membentuk tim untuk mengatasi masalah ini.
(acd/ara)