Jakarta -
Belakangan ini, masyarakat banyak digempur wacana penarikan pajak serta biaya-biaya serupa. Ternyata, memberatnya hidup masyarakat Indonesia khususnya kelas menengah sudah dirasakan setidaknya sejak 5 tahun ke belakang. Hal ini berimbas pada pergeseran prioritas pengeluaran di kalangan tersebut.
Mengutip dari detikFinance, atas adanya pergeseran itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya perbedaan pola konsumsi yang semakin tinggi pada 2024. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan jika pergeseran pengeluaran itu berupa peningkatan untuk pajak/iuran, barang/jasa lainnya seperti tarif listrik, pendidikan, perumahan, keperluan pesta dan makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk kelas menengah itu ada pertambahan sedikit dari keperluan pesta dan barang jasa lainnya itu penambahan sedikit dari 6,04% menjadi 6,48%. Nah inilah kira-kira bagaimana perbedaan pola konsumsi dari lima tahun yang lalu dibandingkan dengan tahun 2024," kata Amalia dilansir dari detikFinance, Jumat (30/8/2024).
Masih berkaitan dengan hal ini, adanya pergeseran pola konsumsi di sebagian kalangan masyarakat khususnya kelas menengah ternyata memiliki dampak yang signifikan. Sesarnya beban pengeluaran tersebut membuat sejumlah masyarakat yang berada di level menengah harus turun kasta. Hal ini tentu saja berhubungan dengan pendapatan yang tidak lagi seimbang dengan pengeluaran mereka.
Mengutip detikFinance yang mengambil data BPS, pada 2024 jumlah kelas menengah Indonesia berada di angka 47,85 juta jiwa atau 17,13% dari seluruh populasi masyarakat Indonesia. Angka tersebut selisih 9,48 juta jiwa jika dibandingkan dengan jumlah 5 tahun lalu yang mencapai 57,33 juta jiwa atau setara 21,45%.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebutkan bahwa mengingat pentingnya kelas menengah dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia, pihaknya menyebut jika saat ini tengah mengusahakan mekanisme penyelamatan kaum kelas menengah. Sejumlah stimulus pun disiapkan guna meningkatkan kesejahteraan kelas menengah.
"(Kemudian) Pemberian Bantuan luran kesehatan, Program Kredit Usaha Rakyat (KUR), hingga jaring pengaman seperti kartu prakerja sebagai jaminan kehilangan pekerjaan," kata Sri Mulyani, seperti tertulis dalam detikFinance, Jumat (30/8).
Lalu bagaimana sekoci yang disiapkan pemerintah ini dapat membatu peningkatan masyarakat kelas menengah di Indonesia? Apakah situasi ini dapat digunakan sebagai indikator kondisi ekonomi Indonesia saat ini? stimulus apa saja yang perlu diberikan kepada masyarakat kelas menengah untuk menghidari middle income trap? Ikuti ulasannya bersama Wakil Redaktur Pelaksana detikFinance dalam Editorial Review.
Mengikuti peristiwa karhutla yang marak terjadi belakangan ini, detikSore akan bergabung dengan detikcom wilayah Sumbagsel untuk mengetahui lebih dalam situasi yang tengah terjadi. Berapa luasan kebakarannya? Apa saja yang telah dilakukan untuk mengurangi risiko perluasan wilayah kebakaran? Ikuti laporannya dalam Indonesia Detik Ini.
Pada penghujung sore nanti, Sunsetalk akan mengulas vinyl yang belakangan digandrungi lagi. Seberapa besar potensi bisnis ini? Seberapa niche vinyl di kalangan pecintanya? Ikuti diskusinya jelang matahari terbenam nanti.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"
(vys/vys)