Liputan6.com, Jakarta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama menunjukkan komitmen dalam mendorong seluruh sekolah menjadi bagian dari program Adiwiyata. Program ini merupakan upaya menanamkan pendidikan lingkungan hidup kepada siswa agar lahir budaya cinta lingkungan di sekolah.
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup (PPGLH), Dra. Jo Kumala Dewi, MSc, menjelaskan, sejak dimulai pada 2006 jumlah sekolah Adiwiyata masih terbatas. Dari total sekitar 279 ribu sekolah di Indonesia, baru sekitar 10 persen yang berpartisipasi.
"Nah, dalam 5 tahun ke depan seluruh sekolah ini diharapkan dan akan didorong untuk mengikuti program Adiwiyata (tingkat dasar, menengah, hingga madrasah)," katanya dalam acara yang bertajuk Instrumen Nasional Pengukuran Kepedulian Lingkungan di Sekolah, di Best Western Premier, Jakarta Timur, pada Rabu, 24 September 2025.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Pendidikan melalui Direktorat Sekolah Dasar, Nastiyawati, S. Pd., M.A.P. juga menyatakan dukungan penuh terhadap penyederhanaan aturan Adiwiyata.
Ia mengungkapkan bahwa sekolah kini lebih mudah mengikuti program karena level penghargaan dipangkas dari enam menjadi empat.
“Sekolah makin termotivasi karena predikat Adiwiyata membuat mereka bangga. Makanya, kami sangat menyambut baik dan memang sejalan dengan program ini,” katanya.
Sementara itu, Kementerian Agama melalui ASN Direktorat Pesantren, Fadhly Azhar, menjelaskan pentingnya memasukkan aspek lingkungan dalam pendidikan agama dan pesantren. Ia menilai lingkungan adalah bagian tak terpisahkan dari pendidikan ramah anak.
“Kalau pesantren tidak ramah lingkungan, berarti tidak ramah anak. Karena itu kami sambut baik instrumen nasional pengukuran kepedulian lingkungan,” ungkapnya.